Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Komplotan rampok goyang pintu kerap berganti personel setiap beraksi, seperti dirasakan seorang tersangka bernama Wardana.
"Saya hanya enam kali ikut bersama Luki dan Nanang saat beraksi," ujar Wardana kepada wartawan di Polresta Bandar Lampung, Minggu (27/12/2015).
Komplotan rampok goyang pintu menyewa mobil setiap beraksi untuk menyasar seorang ibu di Jalan Sosial. Dari korban komplotan yang diotaki Luki mendapat Rp 1,3 juta.
Baca juga: Biarawati Ini Pernah Dianiaya Komplotan Perampok Pintu Goyang
Uang tersebut dibagi tiga, sementara Wardana mendapat sebesar Rp 350 ribu. Ia mengaku tak ikut ketika Luki menyekap dan mempreteli harta Suster
Ia tak ikut aksi Luki cs saat merampok Suster Fransi Lidia Sumiati, Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gentiaras, Lampung.
Menurut Wardana, perampok biarawati itu adalah Luki dan Nanang. "Saya yang pukuli biarawati itu karena dia teriak-teriak," ujar Nanang.
Luki mengaku yang merencanakan aksi ini adalah mereka bertiga. Uang hasil merampok, papar Luki, dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.