News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tahun Baru 2016

Kisah di 2015 Ini Semoga Tak Terjadi di 2016: Neng Tukar Keperawanan dengan Sepeda Motor

Editor: Robertus Rimawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK)

TRIBUNNEWS.COM - Kisah ini merupakan hasil penelusuran reporter Warta Kota pada Bulan Februari 2015 di sebuah desa di Kabupaten Subang.

Di Awal Januari 2016 ini apakah masih ada praktik seperti ini?

Semoga hal seperti ini tak kembali terjadi.

Begini kisahnya.

Praktik dunia hitam (gadis penghibur) rumahan di Kabupaten Subang, Jawa Barat sulit dibendung.

Dalam kondisi kemiskinan yang masih menghantui sebagian masyarakatnya, perempuan di pedesaan Subang banyak yang terpaksa terjun ke dunia hitam.

Ada anak remaja yang oleh kakaknya 'ditukar 'dengan sebuah sepeda motor.

Yang sangat memprihatinkan, praktik gadis penghibur rumahan itu justru banyak melibatkan gadis-gadis remaja.

Bahkan tidak sedikit gadis di bawah umur yang sudah terjerumus ke dunia hitam.

Seperti yang dilakukan Yona (bukan nama sebenarnya), warga sebuah desa di Cipunagara, Kabupaten Subang.

Di usianya yang masih belia, 16 tahun, siswi kelas XI sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Subang ini sudah terbiasa menemani laki-laki hidung belang yang datang ke kampungnya.

Berdasarkan cerita seorang calo yang ditemui Warta Kota pekan lalu, Yona kini menjadi salah satu primadona karena parasnya yang cantik, berkulit putih mulus, dan tentunya karena usianya yang masih muda.

"Setiap tamu yang saya kenalkan Yona, hampir tidak ada yang menolak. Yona ini masih muda."

"Dia memang belum lama menjalani profesi gadis penghibur," jelas MU (42), seorang makelar atau broker yang menjadi perantara pekerja dunia hitam rumahan di rumah milik seorang makelar desa itu.

Siang itu, Yona datang ditemani oleh kakak kandungnya ke rumah si makelar.

Sebagai pendatang baru sebagai gadis penghibur rumahan, gadis yang menyebut dirinya dengan panggilan 'Neng' itu memang masih terlihat malu-malu.

Sifat dan perangainya juga masih kekanak-kanakan.

Tapi itu hanya sesaat.

Setelah beberapa saat mengobrol, wajah Yona lama-lama mencair.

Ia tidak lagi gugup bercengkerama dengan tamunya.

Berapa tarif Yona sekali menemani tamu?

"Kalau Neng tidak pernah mematok tarif mahal. Biasanya sekitar Rp 300.000 sekali kencan," katanya.

Kencan biasanya di rumah seorang broker yang kerap disebut sebagai rumah kafe atau di rumah Yona sendiri yang tidak jauh dari rumah kafe itu.

"Kalau boleh milih sih mendingan kencannya di kafe. Kalau di rumah, Neng masih suka malu sama bapak dan ibu."

"Tapi sebenarnya mereka juga nggak apa-apa karena tetangga-tetangga juga begitu. Di sini memang sudah biasa," ungkap Yona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini