Laporan wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Seorang perempuan berbaju kuning datang tergopoh ke Lapan-lapan Guest House, Rabu (6/1/2016) malam.
Dia adalah Fitriani yang tak lain adalah istri dari Rajuddin yang ditemukan tewas di salah satu kamar guess house tersebut.
Diampingi anak dan seorang kerabat perempuannya, Odah, Fitriani tampak kebingungan.
"Tidak ada masalah sedikitpun di rumah. Kemarin bilang mau keluar saja. Tidak pesan apa-apa. Tadi dapat telepon dari keluarga suami saya meninggal di hotel, makanya itu bingung ulun (saya)," kata Fitriani yang tampak masih kebingungan dengan kejadian yang menimpa suaminya.
Rajuddin sendiri diketahui sehari-hari bekerja mengampas kulit telur di pasar.
"Pokoknya kami tidak ada masalah keluarga, damai saja di rumah," kata dia.
Ditambahkan Odah, bahwa Rajuddin sempat menelpon dirinya Selasa (5/1/2016) sore.
"Dia minta isikan pulsa Rp 50 ribu. Katanya nanti mau nelpon ada yang mau dibicarakan. Kami memang sering ngobrol, tapi sejauh ini dia tidak pernah cerita ada masalah di pekerjaan atau sama istrinya," kata Odah.
Namun malam harinya, Rajuddin tidak ada menelpon Odah.
Malah telepon genggam Rajuddin kata Odah tidak aktif.
"Pagi tadi baru aktif. Tapi ditelepon tidak mengangkat. Makanya kami ini sekeluarga seharian mencari dia saja, karena bingung tidak ada kabar," katanya mewakili Fitriani yang masih kebingungan.
Rajuddin ditemukan tak bernyawa di kamar nomor delapan Lapan-lapan Guest House di Jalan Pekauman Banjarmasin Selatan Rabu (6/1/2016) sore.
Saat ditemukan, dia dalam kondisi tanpa busana, tetelungkup di atas kasur.
Kondisi saat ditemukan Sang at memprihatinkan. Bagian mulut dan dadanya sudah membiru.
Darah sedikit keluar dari mulut mayat Rajuddin yang dari KTP yang ditemukan di kamar diketahui tinggal di Gang Timor-timor Jalan Pekapuran Raya Banjarmasin. (*)