TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Barnabas Natanael Orno menegaskan, potensi gas alam abadi di Blok Masela yang berada di wilayah MBD, harus memberi dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Maluku, khususnya wilayah sekitar Blok Masela.
Menurutnya, tidak ada jalan lain, maka kilang gas Blok Masela harus dibangun di darat, bukan terapung di laut.
Selasa kemarin (26/1) Bupati Barnabas bersama Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) dan investor Blok Masela, Inpex diundang mendengarkan paparan program Pangdam XVI/Pattimura yang sangat bagus yakni program emas biru dan hijau (biru=kekayaan laut, baik ikan maupun migas) dan emas hijau (perkebunan dan kehutanan) .
”Dalam forum itu saya juga menegaskan bahwa kilang gas Blok Masela harus dibangun di darat.” ujar Barnabas.
Menurut Barnabas, dalan berbagai kesempatan, para tokoh dan intelektual Maluku sudah mengingatkan agar kilang gas Blok Masela harus dibangun di darat.
Pembangunan kilang di darat, tepatnya di kawasan Pulau Babar, ini akan membawa perubahan bagi peningkatan kesejahterana rakyat sekitar dan akan membebaskan Maluku dari kemiskinan yang kini berada di urutan keempat nasional.
Selain itu, pembangunan kilang di darat, nantinya akan bermanfaat bagi eksplorasi blok gas lainnya, seperti Blok Babar Selaro, Blok Moa Utara dan sebagainya serta potensi emas di Pualau Roang dan tembaga di Pulau Wetar.
Bupati Barnabas Orno mengau telah mendengar sejumlah pejabat pemerintah pusat yang sangat setuju pembangunan kilang di darat.
”Saya dengar Pak Rizal Ramli setuju di darat, Pak Luhut Panjaitan juga setuju di darat, semoga Presiden Jokowi juga setuju pembangunan kilang di darat,” katanya sambil mengungkapkan keheranannya, mengapa Menteri ESDM Sudirman Said ngotot ingin membangun kilang terapung di laut.
Hak Hidup
Sementara itu, Prof. MKJ. Norimara, MSc, PhD, yang dihubungi terpisah mengatakan, pihaknya menginginkan pembangunan kilang di darat.
Sebab, hal itu memungkinkan terjadinya multiplayers effect. Sedangkan, kalau di laut, bukan saja menghilangkan multiplayers effect, tetapi juga sangat menyulitkan bagi semua pihak untuk melakukan kontrol.
“Kalau yang terbaik tentu di darat. Kalau di laut, tidak akan membawa dampak bagi masyarakat sekitar. Mereka harus tahu, daerah sekitar ini sangat tertinggal. Jadi, kalu ada keinginan dibangun di darat, sebenarnya hal itu soal hak hidup,” katanya.
Dia khawatir, masyarakat akan sangat kecewa jika dibangun di laut. Sebab, daerah yang selama ini tertinggal sebenarnya ini kesempatan baik untuk keluar dari ketertinggalan.
Sekali lagi, ini menyangkut hak hidup, sehingga masyarakat akan berjuang untuk dibangun di darat.
Norimara juga mengingatkan, agar pemerintah dan lembaga pendidikan mengidentifikasi kebutuhan sumber daya manusia, sehingga ketika produksi gas Blok Masela dimulai, sumber daya manusia sudah siap untuk mengambil bagian.
“Jangan sampai nanti kita jadi penonton atau hanya bisa bekerja untuk bidang di level bawah. Saya kira, masih ada waktu yang cukup untuk menyiapkan sumber daya manusia,” katanya.