Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Sebanyak 105 warga provinsi Jambi dari sejumlah kabupaten teridentifikasi tergabung dalam Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Dari hasil pendataan Kesbangpol Provinsi Jambi, dari 105 orang terdiri dari 33 KK (Kartu Keluarga) saat ini berada di Pontianak.
Warga Jambi yang berangkat ke Kalimantan ini tersebar di sejumlah tempat perkampungan Gafatar.
Namun, untuk proses pemulangan eks Gafatar asal Jambi ini pihak Kesbangpol Provinsi Jambi cukup kesulitan.
Seperti disampaikan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jambi, Ali Dasril, Kepala Kesbangpol rerata eka Gafar asal Jambi ini menolak untuk dipulangkan ke daerah asal masing-masing.
"Masih kita bujuk, mereka menolak pulang tapi mereka memang harus kita pulangkan. Malam ini kita masih bicarakan dengan mereka, kita berikan pengarahan," kata Ali Dasri, Dikonfirmasi via Telpon, Kamis (28/1/2016).
Ali mengatakan, 33 KK yang tergabung ke Gafatar umumnya alasan untuk mencari pengidupan lebih layak, dengan berkebun.
Tak jarang mereka menjual harta benda hanya untuk mengadu nasib di tanah Borneo. Alasan ini lah yang membuat mereka enggan pulang ke Jambi.
"Alasannya harta mereka di jambi sudah habis tidak ada yang tersisa, untuk pindah ke Kalimantan. Mereka malu, belum lagi alasan malu jika pulang dalam kondisi tanpa harta. Apa lagi sudah pamitan pindah sama tetangga," kata Ali dikonfirmasi tribunjambi.com (tribunnnews.com network) via telpon seluler.
Hingga Kamis malam, ratusan eks anggots Gafatar asal jambi masih berada di tenda pengungsian di Pontianak.
Rencananya, Jumat (29/1/2016) sore eks Gafatar Jambi ini akan diberangkatkan ke Tanjung Priok dengan menggunakan armada kapal laut milik TNI AL.
Di Jakarta nantinya mereka akan dikarantina untuk diberi penguatan moral dan wawasan kebangsaan oleh tim kementrian dinas sosial.
Sekitar dua hari menjalani karantina di pengungsian di Jakarta, selanjutnya mereka akan di pulangkan dari jakarta dengan menggunakan bus yang dikawal oleh aparat TNI.
"Tentunya dikawal, soal teknisnya di jambi akan di bicarakan lagi, bersama dinas terkait. Malam ini kita kasi pengarahan, kita bujuk supaya mereka mau pulang," kata Kaban Kesbangpol.
Terkait rencana pengungsian sementara di Jambi nantinya, langha tenknis oleh dinas sosial masih akan dibahas. Bahkan sejauh ini belum ada kepastian dimana para anggota eks Gafatar ini akan diungsikan.
Merialdi, Kabid Pelayanan, Rehabilitasi, Bantuan dan Jamsos Dinas Sosnakertrans provinsi Jambi mengatakan masih melakukan kordinasi dengan kesbangpol.
Namun ia berharap agar anggota eks Gafatar ini bisa di lakukan pembinaan terlebih dahulu ditempat pengungsian oleh pihak TNI.
"Kalau untuk tempat kita kordinasi dengan kesbangpol, kalau bisa di Korem, sembari di pulihkan ideologinya. Kalau kita dari dinsos uruaan akomosasi, karna tidak bisa hanya dari kita," kata Merialdi dikonfirmasi awak media via telpon pada Kamis sore.
"Alasan mereka menolak pulabg karna malu, pulang tidak punya apa-apa lagi, waktu berangkat sudah pamitan, jual rumah jual harta di kampung. Mereka kayaknya mau mencar dulu, ada yang alasannya mau pulang ke tempat keluarga di Bogor, di Yogyakarta. Pokonya ke tempat keluarga dulu katanya," pungkas Merialdi. (*)