Laporan Wartawan Banjarmasin Post Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kasus jual beli organ tubuh seperti ginjal kembali marak setelah Mabes Polri tangkap tiga pria asal Jawa Barat yang diduga terlibat jual beli organ tubuh manusia itu.
Direktur RSUD Moch Ansari Saleh Izaak Zoelkarnain Akbar mengatakan, secara umum kebutuhan akan ginjal semakin meningkat.
Hal ini disebabkan salah satunya akibat makin meningkatnya jumlah kasus penyakit ginjal.
"Memang makin tahun, kasus penyakit ginjal, seperti gagal ginjal makin meningkat, termasuk di Kalsel. Ibaratnya itu pasarnya semakin banyak," kata pria yang dikenal sebagai doker spesialis bedah ini kepada Bpost Senin (1/2/2016) siang.
Gagal ginjal, sebut dia dipicu sejumlah penyakit lain seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol tunggi dan lainnya.
"Semua bermuara pada makanan yang kita makan. Toksik kimiawi pada makanan sehari-hari pemicunya," ujarnya.
Salah satu solusi gagal ginjal dengan cuci darah biayanya cukup besar, sehingga menurut Izaak transplantasi ginjal dinilai sebagai salah satu cara paling sering dipilih pasien
Selain ginjal, sebut dia banyak organ lain yang kerap ditransplantasi seperti mata, kulit, plasenta dan liver.
"Yang paling marak memang ginjal," ujarnya.
Di rumah sakit yang dipimpinnya sendiri, tidak diberlakukan kebijakan tindakan transplantasi organ tubuh.
Seperti diketahui, polisi menangkap tiga pria asal Jawa Barat, AG, DD, dan HR diduga terlibat jual beli organ tubuh manusia.
Kasus tersebut pun ditangani Bareskrim Mabes Polri.
Sejumlah warga Kabupaten Bandung pun terdeteksi menjual ginjal mereka melalui ketiga tersangka itu.
Dari hasil menjual ginjal, warga tersebut mendapatkan uang puluhan juta rupiah.