Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Hartono (40) panik dan bingung saat seorang pria mengaku polisi meneleponnya, mengabarkan istrinya tertangkap membawa dan mengedarkan narkoba.
Petani asal Kokap ini pun sempat merasa buntu bagaimana bisa membantu istrinya itu.
Namun belum lagi banyak bertanya, suara polisi di ujung teleponnya itu menjelaskan proses pemeriksaan terhadap istrinya dihentikan jika memang ada alternatif damai.
Jika Hartono ingin istrinya bebas dengan cara damai, Hartono harus mentransfer pulsa senilai Rp 1 juta ke dua nomor yang disebutkan pria polisi tersebut.
"Pak polisi itu minta pulsa. Saya panik dan takut lalu saya transfer pulsa sesuai permintaan," kata Hartono, sesuai laporannya kepada polisi.
Sepulang transfer pulsa, Hartono secara tidak sengaja bertemu istrinya di jalan.
Sungguh terkejut, ketika bertanya kepada istrinya bagaimana ceritanya disangka membawa narkoba dan ditangkap polisi, istrinya itu justru bingung karena tidak pernah terlibat kasus narkoba apalagi berurusan dengan polisi.
Soal Penilaian Harian & Pembahasan Kunci Jawaban Geografi Kelas 12 SMA/MA Pola Keruangan Desa & Kota
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP Bab 2 Kurikulum Merdeka : Iklan, Slogan dan Poster
Mendengar jawaban istrinya, Hartono tersadar telah menjadi korban penipuan pria yang mengaku polisi melalui telepon.
Dia pun bergegas melaporkan kejadian itu ke Polres Kulonprogo.
"Baru tahu kalau istri saya tidak tertangkap urusan narkoba. Ini penipuan," jelasnya saat melapor polisi.
Dalam kejadian ini, dia dirugikan senilai Rp 1 juta sesuai nilai transfer pulsa kepala polisi yang diduga gadungan itu.
Kasubag Humas Polres Kulonprogo, AKP Heru Meiyanto, Jumat (5/2/2016), mengatakan laporan tersebut masih didalami Satreskrim.
Menurutnya, warga seharusnya berhati-hati jika menerima telepon dari seseorang yang tidak dikenal.
Apalagi jika ada yang mengaku sebagai polisi dan meminta imbalan sebagai jalan damai suatu kasus, dipastikan itu penipuan. (*)