Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Munculnya dugaan virus Zika di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan, ditanggapi dingin oleh pakar Epidomologi sekaligus guru besar Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin.
Ridwan mengatakan masyarakat tidak perlu panik ataupun takut terhadap virus zika, termasuk adanya dugaan warga di Sulsel yang mengidap virus berbahya ini.
"Saya pikir masyarakat tidak perlu panik dengan virus Zika, karena selama ini Kementerian Kesehatan belum mengkonfirmasi adanya temuan Zika di Indonesia," kata Ridwan, Minggu (7/2/2016).
Ridwan menjelaskan, penyakit demam berdarah (DBD) justru lebih berbahaya dari virus Zika.
"DBD itu justru jauh lebih mematikan, sedangkan Zika hanya membahayakan para wanita hamil, dan itu bisa sembuh sendiri jika penderitanya cukup beristirahat saja," terang Guru Besar FKM Unhas ini.
Terkait yang ditemukan di Jambi, maupun dugaan warga yang mengidap Zika di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Ridwan mengaku tak yakin kalau itu adalah virus Zika.
"Itu kan belum fix ada zika baik yang di Jambi maupun di Sinjai, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya, selain itu perlu diperiksa riwayat perjalanan mereka, apakah pernah mengunjungi negara endemik Zika atau tidak," ungkapnya.
Untuk itu, Ridwan meminta agar pemerintah segera turun tangan untuk meredam kemungkinan berkembangnya Zika di Indonesia.
"Pemerintah harus turun tangan, tidak perlu lagi dengan langkah penyemprotan, tapi yang harus dilakuukan adalah langkah 3M Plus, serta tindakan proteksi diri dari masyarakat, seperti keluar rumah memakai pakaian lengan panjang, menutup celah rumah dengan jaring, dan sebagainya," tuturnya.
Terakhir, Ridwan juga meminta media massa tak membuat kepanikan dengan membuat berita secara berlebihan terkait virus Zika.
"Saya menyebutnya News Epidemic, media tak boleh membuat masyarakat panik dengan pemberitaan tentang Zika secara berlebihan, media seharusnya mengambil peran untuk menenangkan masyarakat," tutupnya. (*)