News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gede Pasek: Penolakan Reklamasi Wujud Dharma Melawan Adharma

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

I Wayan Nano (45), merapikan perlengkapan penjor di sebuah lapaknya di jalan Padma, Denpasar. Rabu (8/7/2015). Menjelang hari raya Galungan dan Kuningan penjual musiman pernak-pernik penjor mulai menjamur disejumlah titik kota denpasar, harga yang tawarkan bervariatif mulai dari 150ribu- 450 ribu per satu hiasan penjor. TRIBUN_BALI/RIZAL FANANY

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Perayaan Galungan akan dirayakan seluruh umat Hindu di Bali, Rabu (10/2/2016). Acara ini merupakan perayaan kemenangan Dharma melawan Adharma.

Bagi sebagian orang perayaan ini adalah juga bentuk untuk menyuarakan dan berani bersikap untuk menjaga Bali. Sebagaimana perlawanan terhadap reklamasi Teluk Benoa.

Demikian disampaikan anggota DPD RI, Gede Pasek Suardika. Menurut dia, contoh nyata dalam mengambil sikap Dharma melawan Adharma adalah menolak reklamasi.

"Pada dasarnya memang Dharma melawan Adharma. Dan yang harus kita lakukan adalah menolak reklamasi. Karena, reklamasi dapat merusak alam Bali," kata Pasek pada Selasa (9/2/2016).

Pasek meminta masyarakat tak terlena karena hal-hal semacam ini. Dharma melawan Adharma membutuhkan tindakan nyata, termasuk menyikapi reklamasi Teluk Benoa.

Bukan hanya bersembahyang (meski menjadi paling utama), akan tetapi menyuarakan bahwa penolakan reklamasi itu adalah hal penting harus menjadi kewajiban warga Bali.

"Hari ini masyarakat Bali masih harus membuktikan, apakah Dharma masih menang melawan Adharma. Karena masa depan Bali ada di tangan orang Bali sendiri," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini