TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jenazah Mayor Pnb Ivy Safatillah, pilot pesawat Super Tucano yang jatuh di Malang Jawa Timur, Rabu (10/2/2016), dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Kamis (11/2/2016) pagi.
Ia diterbangkan dari Malang menuju rumah duka yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Sidikan, Umbulharjo Yogyakarta, Rabu malam.
Prosesi pemakaman pilot yang lulus di Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2000 dihadiri oleh petinggi TNI AU, kawan-kawannya selama di TNI AU beserta keluarga dari almarhum.
Keluarga dan petugas pemakamkan jenazah Mayor Pnb Ivy Safatillah berada di dekat liang lahat. Tampak wajah-wajah kemerahan habis menagis dari wajah keluarga.
Sambil melihat peti jenazah, mereka pun mendoakan salah satu anggota keluarga yang gugur saat bertugas.
Sosok pria yang dikenal sangat komunikatif oleh keluarga kini telah berpulang menghadap Sang Pencipta.
Ditemui Tribun Jogja (Tribunnews.com Network) setelah prosesi pemakaman yang dilakukan secara militer, Faisol Rozi ayah dari Ivy mengatakan, sosok anak keduanya itu sempat bertemu dengannya pada pertengahan bulan Januari 2016 lalu.
Saat pertemuan itu Ivy mengobrol seperti layaknya ayah dan anak. Namun ada kata-kata terakhir dari Ivy yang masih Faisol ingat saat terakhir kali bertemu dan bercakap-cakap dengan anaknya.
"Ivy bilang sama saya, kalau ia ingin menjadi seseorang yang bisa membanggakan keluarga. Ia bilang, 'Saya anak ayah dan ibu yang kelak akan menjadi bintang bagi keluarga'," papar Faisol menceritakan percakapan terakhir bersama anaknya yang ia kenal sangat berprestasi di bidang akademik sejak bangku SD.
Selasa (9/2/2016), Ivy berbicara sangat lama hingga pukul 22.00 WIB bersama ibunya. Faisol mengatakan bahwa almarhum merupakan sosok yang sangat dekat dengan ibunya.
Setelah menyelesaikan pembicaraan bersama ibunya itu, Rabu (10/2/2016) pukul 10.00 WIB ada kabar pesawat Super Tucano jatuh di Malang Jawa Timur.
"Ivy memang sangat dekat dengan ibunya. Sejak kecil Ivy memang sudah bercita-cita ingin berkiprah di TNI. Anak saya ada tiga, Ivy yang nomor dua. Hanya dia yang berkiprah di TNI, yang lainnya wiraswasta. Anak saya lahir sama dengan hari jadi TNI AU, yaitu pada 9 April. Ivy lahir tahun 1979," kata Faisol.
Prosesi pemakaman jenazah Mayor Pnb Ivy Safatillah dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Adisucipto Yogyakarta, Imran Baidirus. Imran dalam upacara pemakaman Ivy bertindak sebagai inspektur upacara.
Dalam upacara itu Imran sempat menyampaikan beberapa kata sambutan. Dalam sambutannya, ia bersama keluarga besar TNI AU sangat kehilangan atas kepergian Mayor Pnb Ivy Safatillah saat bertugas.
"Kita mengenal almarhum merupakan salah satu anak bangsa terbaik. Selama bertugas almarhum memiliki dedikasi yang tinggi dan tidak mengenal lelah saat melaksanakan kewajibannya untuk bangsa dan negara melalui TNI AU. Dengan berpulangnya Ivy Safatillah, kita merasa kehilangan," katanya.
Ia menambahkan, sebuah asuransi sudah ditindaklanjuti oleh Mabes TNI Angkatan Udara untuk anak-anak dari Mayor Pnb Ivy Safatillah dan sedang diproses. (tribunjogja.com)