TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Pekerja Seks Komersial di perairan Kalimantan Selatan berinisial AS (23) blak blakan mengenai tarif yang dia kenakan agar bisa mecicipi tubuhnya.
Ia memang tidak mau menyebut persisnya namun hanya kisarannya.
“Ya cuma kisaran 200 dolar saja,” ucap AS saat diamankan di Markas Satpolair Polresta Banjarmasin, di kawasan Teluk Tiram belum lama ini.
Untuk memudahkan mencapai ke lokasi yang disepakati, ia harus menyewa speedboat untuk transportasi ke Tabuneo, tempat bersandarnya kapal-kapal asing.
Tentunya, dia tidak datang tangan kosong.
Ia membawa tas kerjanya yang menjadi piranti ‘tempur’ seperti kondom sebanyak 26 buah, tujuh butir obat ampisilin, hingga satu botol gel cairan pelicin.
"Ya itu alat bantu pas kerja," cetus AS saat polisi menunjukkan isi tasnya.
Perairan Sungai Barito masih belum sepi dari praktik prostitusi.
Keberadaan prositusi perairan itu membuat Satpolair Polresta Banjarmasin pun giat melacak dan mempelajari modus praktik prostitusi di sungai.
Saat Metro Banjar melakukan penelusuran ke kalangan motoris speedboat di perairan Sungai Martapura, seorang motoris mengaku kenal dengan AS yang kerap menyewa speed untuk ‘beroperasi’.
"Kalau speedboat ke Tabuneo bawa perempuan, jelas sudah. Prostitusi masih ramai. AS itu yang paling bagus, bayarannya dolar karena melayani ABK kapal asing," ucap motoris sebut saja Edi.
Terpisah Kasatpolair Polresta Banjarmasin AKP Untung Widodo membenarkan anggotanya mengamankan PSK berinisial AS.
"Setelah kami berikan pembinaan dan pendataan langsung kami serahkan ke dinas sosial saat itu juga. Benar, prostitusi masih terjadi diwilayah perairan Banjarmasin," ujarnya.
Disebutkan dia, modus prostitusi di perairan selalu berubah-ubah. "Modusnya sekarang sebagai penjual makanan ke kapal-kapal," kata perwira menengah yang hobi futsal itu.