Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Letusan Gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara, Kamis (25/2/2016), sekitar pukul 23.00 WIB tergolong biasa. Meskipun gunung tersebut menyemburkan api pijar 500 meter.
Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono mengatakan, erupsi Gunung Sinabung Kamis malam tergolong kecil. Artinya, biasa dan tidak dapat dianggap letusan dahsyat.
"Saya kaget dan sejak pagi dapat telepon macam-macam. Pada umumnya, orang bilang Sinabung meletus hebat. Bagi saya letusan itu biasa-biasa saja, tidak besar," katanya saat dihubungi, Jumat (26/2/2016).
Surono mengatakan, bagi masyarakat yang tidak pernah melihat erupsi Gunung Sinabung sebelumnya, pasti anggap letusan Kami malam besar.
Padahal, erupsi tersebut tergolong kecil bila dibandingkan gunung lainnya di Indonesia.
"Emang seperti itu Gunung Sinabung, erupsi terus. Memang seperti itu dia (Gunung Sinabung). Sebelumnya, Gunung Sinabung istirahat lama, kemudian sekarang lama berhenti erupsinya," ujarnya.
Menurutnya, jauh lebih besar letusan Gunung Merapi dari pada Gunung Sinabung. Tapi, umumnya, setiap gunung punya daya letus dan lama erupsi berbeda-beda.
"Gunung Sinabung sampai sekarang belum berhenti. Begitu terus. Enggak ada yang dapat prediksi dan tahu. Statusnya masih awas," ungkapnya.
Sebelumnya, Gunung Sinabung meletus Kamis malam. Pada letusan tersebut, tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter. Bahkan menyemburkan api pijar ke udara setinggi 500 meter.
"Tinggi kolom abunya 2.000 meter. Apinya cukup jelas nampak dari kejauhan," ujar Rudra, petugas Pos Pemantau Sinabung dihubungi melalui telepon genggam. (tio/tribun-medan.com)