Laporan Wartawan Surya, Neneng Uswatun Hasanah
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Alunan angklung dari sebuah panggung hiburan di depan Hypermart Royal Plaza Surabaya mampu membuat menangis seorang perempuan.
Nada-nada yang keluar dari alat musik terbuat dari bambu itu dimainkan 14 anak penderita tuna rungu, Mereka berjajar di atas panggung pada Sabtu (12/3/2016) pagi.
Tiap-tiap anak membawa alat musik angklung yang mereka mainkan berdasarkan arahan salah seorang guru musik. Satu di antara anak-anak usia TK itu adalah Nisa yang tampak bersemangat memainkan angklung bergantian dengan temannya yang lain.
Sejak usia 4,5 bulan, Nisa dibina di Yayasan Aurica. Meski memiliki keterbatasan, ia tetap bisa berkarya memainkan nada-nada lewat angklung.
Perempuan yang menitikkan air mata itu adalah Fatma yang terharu melihat Nisa bermain. Ia menangis di belakang panggung hiburan, tempat anaknya tampil bersama anak-anak lain.
"Bangga sekali anak saya bisa berkarya meski inderanya terbatas," ujar Fatma kepada Surya (Tribunnews.com Network).
Ketua Yayasan Aurica, Sri Gutomo, mengatakan acara ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa anak-anak tuna rungu juga bisa tampil dan berprestasi.
"Mereka harus ditangani sejak sedini mungkin supaya potensinya muncul," beber Sri.
Bahkan, tambah Sri, ada anak yang mendapatkan juara tiga taekwondo dalam olimpiade anak berkebutuhan khusus se-dunia.
Selain permainan angklung, pagelaran seni hari itu juga akan diisi oleh pembacaan puisi, tari, dan peragaan bela diri. Sudah saatnya kita mendorong maju anak-anak berkebutuhan khusus.