Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sektor Pariwisata menjadi tonggak utama di Provinsi Bali. Namun, pariwisata di Bali seakan terlihat mengalami kejenuhan. Sebab, hanya bersifat pada destinasi-destinasi yang tidak lagi berbasis masyarakat.
Wakil Ketua dan Pariwisata Budaya FBN (Forum Bela Negara) Bali, I Made Sukadana mengatakan tahap pertama yang harus dilakukan untuk Bali ialah melakukan kolaborasi seni se-Nusantara. Yaitu, sebuah bentuk kolaborasi seni yang akan dikemas dalam bentuk seni Nusantara, pariwisata se-Nusantara.
"Nantinya akan menukik (lebih terarah) pada desa wisata. Sebuah desa akan bisa berkembang aktivitas daya tarik wisata dan destinasinya dengan desa wisata," ucapnya, Sabtu (12/3/2016) kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network).
Menurut dia, desa wisata ialah aktivitas akomodasi tinggal bersama penduduk atau pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Kemudian, mengajak seorang wisatawan baik asing ataupun domestik untuk ikut jalan-jalan di seputar desa wisata atau melakukan tracking.
"Di situ nantinya, turis melihat arsitektur lokal atau masyarakat Bali. Dan itu yang harus ditumbuhkan di Bali," ungkapnya.
Dengan demikian, maka yang akan dilakukan FBN Bali ialah melakukan kerja sama dengan desa-desa adat di Bali. Ahli-ahli FBN yang memilik background kepariwisataan dari HPI dan Asita Bali akan terjun untuk menangani hal ini.
Sejatinya, menurut dia, Desa Wisata ialah inovasi baru sebuah wisata dengan tidak menghancurkan alam Bali. Namun memberdayakan masyarakat Bali pada bidangnya, atau sebagai penjaga kelestarian budaya dan wisata Bali.
"Sehingga nanti soal kebersihan, tidak menggunakan narkoba, pemuda mencintai desanya, servis kepada tamu, menjaga desa dan bangsa akan kami tularkan dan terprogram untuk dilakukan di desa-desa," ujarnya. (ang)