Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) menanggapi kejadian gempa bumi di perairan selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (6/4/2016) pukul 21.45 WIB.
Tanggapan itu dirilis melalui www.vsi.esdm.go.id, laman resminya PVMBG.
Pusat gempa bumi berada pada koordinat 8.30°LS-107.30°BT atau sekitar 101 km barat daya Kabupaten Garut dengan kedalaman 64 km di bawah dasar laut dan berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR).
Daerah yang mengalami dampak dari gempa bumi tersebut berada di sepanjang selatan Jabar. Namun berdasarkan laporan, gempa bumi itu juga dirasakan hingga ke Jakarta.
"Pulau Jawa, khususnya bagian barat, umumnya tersusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api, yang berumur Tersier hingga Kuarter, serta endapan alluvium berumur Resen yang menempati daerah sepanjang pantai dan daerah aliran sungai," tulis PVMBG seperti yang dikutip di laman resminya.
"Adapun batuan gunung api muda (Kuarter) dan endapan alluvium (Resen) umumnya bersifat lepas dan tidak terkonsolidasi, sehingga akan memiliki potensi memperkuat efek guncangan gempabumi," tulis PVBMG.
PVBMG mengatakan, gempa bumi berpusat di bawah permukaan dasar laut yang merupakan bagian dari lempeng Samudera Indo-Australia.
Lempeng itu bergerak aktif ke arah utara-timur laut + 7 mm/tahun.
Berdasarkan kedalaman pusat gempa bumi, baik BMKG maupun USGS, menunjukkan bahwa pusat gempa terdapat pada Zona Wadati Benioff.
"Dapat disimpulkan bahwa gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas zona subduksi Sunda di selatan Jawa, dengan mekanisme gempa sesar naik (USGS, 2016)," tulis PVBMG. (cis)