Laporan wartawan Surya, Sulvi Nofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) membuat konsep masjid high technology.
Teknologi sederhana dibuat untuk membuat konsep masjid yang modern, mulai dari lampu LED pada saf yang berfungsi untuk meluruskan dan merapatkan baris saf saat menjelankan salat.
Ketua projek Herwin Firnanda (20) menjelaskan lampu saf LED ini akan menyala jika barisan tidak terlalu rapat.
“Lampu LED akan barada di bawah kaki para jamaah, ketika kaki berada di atas LED itu maka sensor akan bekerja dan lampu LED mati. Ini bisa menjadi indicator barisan saf kurang rapat jika lampu LED masih menyala,” tandasnya.
Dia menambahkan, demikian juga ketika barisan tidak lurus, maka dengan sendirinya lampu LED akan menyala karena kaki tidak berada tepat di garis saf yang menggunakan LED.
Masjid juga dilengkapi dengan alat pengacek sinyal ponsel.
Herwin menjelaskan, biasa di masjid banyak ditemukan tulisan mohon ponsel dinonaktifkan, khususnya ketika menjalankan ibadah salat.
Namun pada kenyataannya masih banyak jemaah yang tidak mengnonaktifkan ponselnya, bahkan ketika sedang berjamaah salat tiba-tiba ada ponsel berbunyi keras.
“Hal itu akan mengganggu kekhusukan salat,” tandasnya.
Untuk itu, alat pengacak sinyal bisa menjadi solusi, sebab ponsel yang berada di sekitar masjid tidak akan mendapatkan sinyal dengan baik, sehingga tidak ada panggilan ataupun pesan yang masuk.
Termasuk jaringan internet pada ponsel juga akan terganggu.
“Alat ini mampu bekerja dengan radius sekitar 6 meter dari titik alat dipasang,” tandas mahasiswa jurusan teknik arsitektur yang sudah semester VIII ini.
Selain itu, ide juga datang dari Safaat Ramadani (20). Mahasiswa teknik elektro semester VIII ini melengkapi masjid dengan kompas otomatis yang bisa menunjukkan arah kiblat.
Alat ini diletakkan di luar masjid, sehingga ketika jumlah jemaah memblurak dan harus menggunakan lahan di luar masjid karena masjid sudah tidak mampu menampung jamaah. Biasanya kendalanya adalah kepastian arah kiblat.
Untuk menunjukkan arah kiblat, alat ini juga dilengkapi dengan lampu laser.
Dikatakannya, alat ini lebih dibutuhkan bagi para jemaah yang tidak ada garis shofnya.
“Maka alat ini akan otomatis mengarah langsung ke arah kiblat. Untuk menunjukkanya maka ada laser,” tambahnya.
Konsep masjid modern lebih lengkap dengan adanya lokasi parkir berteknologi modern.
Di pintu masuk dipasang sensor, sehingga begitu mobil berada di depan pintu masuk, maka sensor foto diode akan membaca keberadaan mobil dan selanjutnya gerbang akan terbuka.
Tidak hanya itu, parkir juga dilengkapi dengan lampu LED sebagai penunjuk slot parkir yang masih kosong.
“Lampu LED itu dengan sendirinya akan menuntun mobil ke area parkiran hingga sampai menemukan slot kosong,” tandasnya.
Dia menambahkan, jika ada lebih dari satu slot yang kosong maka hanya lampu di satu slot saja yang menyala. Begitu mobil sudah terparkir maka lampu slot akan mati.
Seiring dengan itu, lampu yang ada di satu slot kosong lainnya akan menyala, sampai seluruh parkiran penuh.
Pengendara juga bisa mengetahui apakah parkiran sudah penuh apa belum, sebab di pintu masuk parkiran sudah ada informasi berupa layar LED yang mengatakan bahwa parkiran penuh atau menginformasikan jika masih ada yang kosong.
Safaat dan teman temannya berharap temuannya ini bisa dipalikasikan di sejumlah masjid.
Rektor UMS Sukadiono mengatakan bahwa produk kreatif yang dibuat mahasiswa merupakan sebuah gagasan baru dalam mengembangkan masjid inovatif dan berkemajuan.
“Tentu hal ini sesuai dengan ciri khas gerakan Muhammadiyah yang berkemajuan,” pungkasnya.(*)