Laporan Tribun Jateng, Ponco Wiyono
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Kepergian Satriyo Tomo Prayitno (40) alias Yoyok, bersama Marina (19) anak tiri sekaligus pasangannya dan putri mereka Velsia Cinta Azhara (16 bulan) memang mengagetkan warga Dusun Slento, Desa Kaliputih, Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Jateng.
Di mata mereka, baik Yoyok, sapaan Satriyo, maupun Marina tidak pernah bersikap aneh.
Terlepas dari kontroversi hubungan asmara antara bapak tiri dan anak, keduanya mampu bersosialisasi dengan warga dusun tersebut.
Kepala Dusun, Nuryanto, mengatakan Yoyok tidak memiliki pekerjaan tetap. Namun dia tampak berbudi bahasa baik dan sopan serta halus.
Demikian halnya pendapat mertua Yoyok, Boging (55). Kata Boging, sejak menikahi putrinya Martiah (40), Yoyok bertingkah selayaknya menantu yang baik.
"Seingat saya, dia datang ke sini tahun 1999. Katanya orang Kudus, tapi sejak datang ke sini, tidak pernah ia pulang kampung, bahkan keluarganya pun tidak ada yang mencarinya," kata Boging.
Demi menghidupi keluarga, Martiah rela pergi ke Semarang untuk bekerja sebagai pembantu. Di Kota Atlas, Martiah tinggal di kontrakan.
Sehingga Yoyok hanya tinggal berdua bersama Marina dalam rumah tersebut di Kendal.
Menurut Nuryanto, Yoyok diberi jatah uang bulanan sebesar Rp 1 juta oleh Martiah..
Melihat pengorbanan Martiah tersebut, apa yang diperbuat Yoyok justru sebaliknya.
Warga pun tidak habis pikir jika Yoyok tega menggauli Marina, anak tiri yang turut ia rawat sejak bayi, sementara istrinya memberikan amanah kepadanya selagi ia bekerja.
Jika Yoyok menikahi Martiah tahun 1999 maka usia Marina saat itu baru 3 tahun.
Sang Kadus juga mengungkapkan, saat terusir dari kampung dan berpindah-pindah tempat tinggal, keduanya hidup harmonis layaknya pasangan resmi.