Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR- Bahaya narkoba merambah ke kalangan pelajar, bahkan seorang pelajar di Badung, Bali menjadi bandar.
Ketua Forum Bela Negara (FBN) Bali, Agustinus Nahak mengatakan, hal seperti ini bukan merupakan kasus atau contoh baru dalam kartel praktik Narkoba di Bali.
"Sasaran bandar-bandar narkoba memang pelajar. Pertama pelajar akan membeli, jika sudah tidak bisa membeli disuruh untuk mengedarkan," ujarnya kepada Tribun Bali, melalui sambungan selulernya, Senin (18/4/2016).
Menurut dia, kondisi ini kemudian menyebabkan FBN akhirnya melakukan penandatanganan MoU dengan pihak BNN Provinsi Bali.
Khususnya, untuk melakukan proteksi terhadap pelajar-pelajar yang belum terjangkit 'penyakit' Narkotika.
Dengan begitu, bisa ditekan sedini mungkin bahaya bisnis haram tersebut.
"Karena kita akan kesusasahan jika harus mengentaskan narkoba dari seseorang yang sudah terjangkit. Sebab, setelah direhabilitasi, banyak kasus yang kemudian si korban ini balik lagi," ungkapnya.
Ia menegaskan, bahwa bahaya Narkoba di kalangan pelajar itu bukan hanya merambah di wilayah pelajar SMA saja.
"Saat ini sudah diketahui turun ke pelajar SMP-SMP di Bali. Ini sangat mengkhawatirkan. Dengan itu pulalah, FBN dan BNNP Bali akhirnya turun ke masyarakat. Ke lingkungan paling krusial dari masyarakat Bali yakni Banjar-banjar," katanya.
Dari hal itu, pihaknya pun mendesak, ada sesuatu efek jera untuk pengguna yang ditangkap oleh pihak Banjar.
Bahkan, pihaknya mengupayakan supaya ada bahaya narkoba masuk dalam perarem atau awig-awig (peraturan adat di Bali).
"Kami pun mengusulkan hal itu. Supaya menjaga generasi muda dari bahaya narkoba yang sudah merambah ke semua elemen masyarakat ini," tandasnya. (ang).