Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isa Rian Fadhilah
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim Robotika Unikom sukses meraih tiga medali emas, tiga perak, dan dua perunggu di ajang The 12 Annual Robogames 2016 di San Fransisco, Amerika Serikat pada 8 sampai 10 April 2016.
Prestasi ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding pencapaian tahun lalu, yakni dua medali emas, dua perak, dan satu perunggu di kompetisi yang sama.
Tim asal kampus Kota Bandung ini mendaftarkan delapan kategori dari 50 jenis pertandingan yang dilombakan.
Tim berhasil meraih medali untuk empat kategori, yaitu Open Fire Fighting Robot (robot pemadam kebakaran, 1 emas, 1 perunggu), Open Table Top Navigation (mengenali objek dari pola dan warna, 1 emas, 1 perak), Beam Speeder (robot ringan yang mengunakan energi cahaya, 1 emas, 1 perak,), dan Beam Photovore (robot analog tanpa rangkaian digital,1 perak, satu perunggu).
"Moto kami tidak menggantikan manusia dalam bekerja tapi membantu pekerjaan manusia yang sulit. Contohnya robot kami fire fighting. Kalau masuk ke gedung yang kebakaran, lalu ada benda berat jatuh. Lebih baik robot kan yang tertimpa benda itu daripada manusia," ujar Ketua Divisi Robotika Unikom Rodi Hartono, dalam jumpa pers Tim Robotika Unikom, Selasa (19/4/2016).
Kompetisi Robogames dinobatkan sebagai kompetisi robot terbesar di dunia oleh Guinness Book of Records. Sebanyak 38 negara terlibat dalam kompetisi tersebut tahun ini.
Tim Robotika Unikom berangkat ke ajang ini diwakili dua dosen pembimbing dan tiga mahasiswa. Robot yang diikutkan di kejuaraan tersebut merupakan karya 21 mahasiswa Unikom.
"Kelima orang yang berangkat ke sana (Amerika Serikat) strateginya sebelum berangkat mereka harus bisa menjalankan robot, bagaimana kalau ada error dan lain-lain, jadi mereka bisa memperbaiki," ujar Rodi.
Sebelum kompetisi tim sempat terkendala, seperti baterai jenis lithium polymer yang tidak boleh dibawa ke dalam pesawat menurut peraturan penerbangan sipil AS, terpaksa tim mencari baterai di sana.
"Kami tidak membawa baterai sama sekali. Kami tiga hari sebelum lomba mencari baterai, keliling memakai transportasi umum," ungkap dia.
Kendala lainnya, hanya sedikit personel yang mewakili tim ini ke kompetisi tersebut.
"Di saat pertandingan kami meminta sedikit jeda waktu kepada juri karena memang kami hanya berlima dengan pertandingan yang berlangsung selama 15 menit. Itu hal sangat fatal, tapi kami bisa melewatinya," jelas dia.
Robot anyar buatan anak Unikom untuk kompetisi tahun ini, yakni Beam Speeder, mencatatkan waktu dua kali lebih cepat dari robot pemenang tiga kali beruntun dari Brazil.
"Kami 0,9 detik. Mereka (Brazil) mendapatkan catatan waktu 2,3 detik. Ini yang menjadi sorotan tim untuk kategori ini," kata Rodi bangga.
Selain Beam Speeder, robot Open Fire Fighting mendapat kredit tersendiri dari para juri yang mengakui empat roda tapi bisa bergerak ke segala arah. Ini menjadi nilai tambah bagi tim.
Rodi berterima kasih kepada KJRI San Fransisco yang telah memberikan berbagai macam kemudahan untuk timnya selama berada di Amerika Serikat.
Tim Robotika Unikom sedang membidik dua kompetisi internasional berikutnya tahun ini yang bakal terselenggara di Brazil dan Jerman.
Saat ini, Tim Robotika Unikom telah menjalin kerja sama dengan beberapa industri seperti minuman terkait vending machine sebagai sarana iklan dan lampu untuk lampu hias di Monas dan Bundaran HI.