"Selain itu, warga juga sudah tidak banyak lagi yang memakai tenong untuk membawa makanan ini. Mereka sudah memakai besek yang lebih praktis," kata Sholeh.
Tak hanya diikuti warga sekitar saja, keluarga dari luar desa yang memiliki leluhur dimakamkan di dusun ini juga datang untuk nyadran dan mendoakan arwah leluhur dan orang tua mereka.
Mereka yang disebut kadus itu, antara lain datang dari Muntilan, Salatiga, Yogyakarta, Semarang, dan Solo. (Tribunjogja.com)
BERITA REKOMENDASI