News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Turis Preman Bunuh Polisi di Bali

Warga Canggu Siapkan Upacara Pembersihan Desa Pasca si Bule Bengal Ditembak Mati

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Amokrane

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pengunjung RSUP Sanglah, Bali sontak menutup hidung saat jenazah warga negara Perancis Amokrane Sabet tiba dengan dibawa mobil Ambulans.

Amokrane ditembak mati oleh polisi di bagian dada dan kepalanya karena kerap membuat onar di Bali.

Pantauan Tribun Bali (Tribunnews.com Network) Senin (2/5/2016) sekitar pukul 14.17 Wita ambulans BPBD Kabupaten Badung membawa jenazah Amokrane ke instalasi kedokteran forensik RSUP Sanglah, Bali.

Jenazah yang sudah tertutupi kantong mayat berwarna oranye terlihat masih mengenakan sepatu. Aroma amis tercium pertama kali saat seorang petugas membuka pintu ambulans yang membawa Amokrane.

Tandu yang digunakan untuk mengangkut Amokrane Sabet juga langsung dibersihkan oleh petugas ambulans. Seorang petugas menyirami tandu dengan air, seketika orang yang berada di sekitarnya tutup hidung lantaran bau amis dari sisa darah Amokrane.

Tubuh Amokrane tertembus timah polisi usai melakukan penusukan terhadap seorang anggota kepolisian. Bule itupun akhirnya ditembak oleh pihak kepolisian.

Kapolres Badung, AKBP Tony Binsar membenarkan hal tersebut. Namun, Tony enggan mengurai lebih jauh mengenai bule yang disebut-sebut sering meresahkan warga di kawasan Kuta Utara, Badung, Bali tersebut.

Polisi Ditusuk Delapan Kali
Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto menyatakan bahwa warga negara Perancis Amokrane Sabet ditembak mati oleh pihaknya. Penembakan itu menyusul anggotanya yang ditusuk delapan kali menggunakan pisau oleh Amokrane.

Anggotanya mendapat beberapa luka tusuk di bagian badan dan satu tusukan mengenai jantung.

"Anggota kami mendapat delapan luka tusuk. Kami sudah memberikan tembakan peringatan, tapi pelaku tetap melawan akhirnya ditembak di tempat," ucapnya.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, bule itu ditembak di bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya.

Disinggung soal kronologis, Sugeng menyatakan, apabila dari awalnya, polisi hendak menggerebek pelaku usai beberapa kali surat peringatan tidak dihiraukan.

Surat pemanggilan itu dikarenakan, banyaknya pengaduan masyarakat. Dan Amokrane memang cukup meresahkan.

"Jadi kami panggil tidak datang, sudah beberapa kali. Sehingga, kami gerebek. Namun, dalam penggerebekan ada perlawanan dan pelaku keluar membawa pisau dan menyerang anggota kami," ujarnya.

Kapolda juga menyebut izin tinggal pelaku sudah habis September 2015 lalu.

"Selain izin tinggal yang sudah habis September tahun lalu, juga diketahui ketika berkunjung ke restoran tidak pernah membayar," kata Kapolda.

Dari informasi yang dihimpun peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. Amokrane nekat melakukan perlawanan terhadap polisi yang hendak menjemput paksa dirinya. Amokrane keluar dari rumahnya di Jalan Pantai Berawa membawa sebilah pisau.

Selanjutnya dia menyerang polisi yang sedang menjalankan tugasnya. Pihak kepolisian yang tewas mendapat delapan tusukan.

Tusukan itu menghujam anggota polisi di bagian leher, dada hingga mengenai jantung ada pula yang di paha.

"Kurang lebih dua tahun pelaku tinggal di Bali. Dan selama tinggal sering sekali membuat keonaran seperti tidak membayar di restoran dan mengatai warga dengan kata-kata 'I Kill You, F**k You dan kata-kata kasar lainnya," ungkap Sugeng.

Sugeng mengaku, sebelum penangkapan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Konsulat Jendral Perancis. Pihaknya, ingin menemui baik-baik pelaku. Yang kabarnya juga dalam surat panggilan oleh Polsek Kuta Utara pernah disobeknya.

"Nah itu dia, pelaku membawa pisau, menyerang polisi hingga anggota kami meninggal. Tadi juga kami sempat memberikan tembakan peringatan. Pelaku yang membawa pisau itu menusuk anggota kami di beberapa bagian tubuh. Karena tembakan peringatan tidak dihiraukan, maka kami tembak dengan peluru tajam," ujarnya.

Bule Bengal
Bendesa Adat Canggu, I Nyoman Sujapa menceritakan, penangkapan Polisi ini juga bagian dari pengaduan masyarakat. Polisi sudah memberikan peringatan-peringatan yang tidak dihiraukan pelaku.

"Ada upaya perlawanan kalau dari informasi warga di sini, jika bule ini memang terkenal meresahkan," katanya.

Menurut Nyoman Sujapa, Amokrane sering membuat keributan, kata-katanya kasar, dan info terbaru jika belanja di mini mart atau restoran tidak pernah membayar.

"Itu informasi yang dikeluhkan warga kepada saya. Dan memang warga di sini sangat resah dengan bule tersebut," ujar dia.

Menurut beberapa warga di sekitaran TKP, bule Perancis itu memang sering membuat kegaduhan dan meresahkan warga. Dia sering ngebut di jalanan Pantai Berawa dan mengacungkan jari tengah.

"Ya memang meresahkan, sering ngebut dan mengacungkan jari tengah ke masyarakat," kata seorang warga, yang tidak ingin disebut namanya.

Petarung di MMA
Amokrane Sabet dikenal sebagai petarung di Mixed Martial Arts (MMA). Nama bekennya adalah 'Kiane' Sabet.

Dalam video pertarungan di YouTube, terlihat badannya yang berotot dan gempal. Dia juga kerap bertarung dengan beringas di dalam ring.

Dalam catatan pertarungan yang dikutip dari sherdog.com, dia pernah menang sekali dan kalah tiga kali dalam pertarungan. Belum jelas, bagaimana dia akhirnya bisa berada di Bali.

Bersih-bersih Desa
Peristiwa penusukan yang dilakukan oleh WN Perancis Amokrane Sabet (49) terhadap seorang anggota kepolisian Polsek Kuta Utara berakhir dengan ditembak matinya bule tersebut.

Dalam keyakinan masyarakat sekitar, peristiwa ini membuat kawasannya Cuntaka (kotor).

Sehingga, nantinya masyarakat sekitar akan melakukan upacara untuk pembersihan cuntaka atau leteh tersebut.

"Akan ada upacara adat Cuntaka atau leteh. Atau upacara pembersihan atau pecaruan," kata Bendesa Adat Canggu, I Nyoman Sujapa.

"Tapi kami akan membicarakan dulu dengan Klian adat di sini dan akan membicarakan dengan masyarakat sekitar juga," imbuhnya.

Sujapa menyebut, penangkapan oleh pihak Polisi ini juga bagian dari pengaduan masyarakat.

Polisi sudah memberikan peringatan-peringatan yang tidak dihiraukan pelaku. Sehingga, ada upaya penggerebekan siang tadi sekitar pukul 11.00 Wita.

"Ada upaya perlawanan kalau dari informasi warga di sini, jika Bule ini memang terkenal meresahkan," jelasnya. (ang/wly/Tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini