Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, Komisaris Besar Farid Amansyah yang juga Wakil Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara mengungkapkan beberapa kesulitan yang dialami oleh timnya saat mengidentifikasi jenazah korban banjir bandang.
Menurut Farid, kesulitan mereka terletak saat mencocokkan data antemortem korban dengan data posmortem korban.
"Sampai saat ini, kesulitannya bahwa data antemortem masih belum bisa kami konfirmasi atau kami bandingkan dengan posmortem. Sehingga, kami harapkan, kepada seluruh keluarga korban mohon menyampaikan data-data sidik jari yang bisa dibandingkan," ungkap Farid, Selasa (17/5/2016) siang.
Ia menjelaskan, untuk mengidentifikasi jenazah korban, Tim DVI menggunakan data primer berupa sidik jari. Selain itu, turut diperiksa dan dicek gigi geligi serta DNA masing-masing korban.
"Untuk data sekunder, kami menggunakan properti-properti tanda-tanda medis. Untuk data sekunder, bagi keluarga bisa membawa ijazah, raport ataupun surat lainnya yang ada sidik jarinya," kata Farid.
Di rumah sakit, ratusan keluarga korban silih berganti berdatangan membawa dokumen. Beberapa di antaranya membawa foto serta ijazah korban.
Meski begitu, pihak rumah sakit tetap membutuhkan waktu untuk mencocokkan data-data tersebut. Apalagi, pencocokan data posmortem dengan antemortem korban memakan waktu yang cukup lama. (ray/tribun-medan.com)