Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Setelah sempat mengamuk karena merasa dipersulit pihak Rumah Sakit Bhayangkara Medan, keluarga almarhum Zulhamdi Sakti Wicaksana (21), korban banjir bandang air terjun Dua Warna, Desa Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang kemudian mengangkut peti jenazah korban ke dalam mobil ambulance BK 1466 US.
Sebelum diangkat, rekan dan keluarga korban mengumandangkan azan.
"Sudah lah, angkat saja ke ambulance. Ngapain lagi ditunggu pihak rumah sakit ini," teriak seorang pria bertubuh tegap yang diketahui merupakan kakak kandung almarhum Zulhamdi, Rabu (18/5/2016) siang.
Menurut pria berambut pendek tersebut, pihak rumah sakit tidak memiliki hati nurani.
Sebab, kata dia, jenazah adiknya sudah membusuk karena terlalu lama di dalam lemari pendingin.
"Katanya mengayomi, apa. Kenapa ditahan-tahan adik kami ini," teriak pria tersebut ke arah sejumlah petugas rumah sakit.
Ketika peti jenazah sudah berada di dalam mobil ambulance, petugas kepolisian yang berjaga menahan mobil ambulance pengangkut jenazah Zulhamdi.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?
Adu mulut kembali terjadi antara pihak keluarga dengan petugas kepolisian.
"Ini enggak bisa dibawa begitu saja pak. Harus kita selesaikan dulu surat-suratnya, baru bisa jalan," kata Iptu N Manurung sembari meminta sopir ambulance mematikan mesin mobil.
"Jangan lagi dihambat pak. Kami cuma mau memakamkan adik kami," teriak abang korban.
Guna menghindari keributan semakin besar, petugas kepolisian itu mengalah. Ia kemudian memanggil Tim DVI Polda Sumut.(*)