Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Festival literasi terbesar di wilayah Indonesia Timur, Makassar International Writers Festival (MIWF) 2016 telah dibuka malam ini Rabu, (18/5/2016).
Pada pembukaaan yang berlangsung di Benteng Rotterdam ini penulis Makassar yang hadir sebagai pengisi acara membuat seruan kepada aparat kepolisian dan militer untuk menghetikan intimidasi dan pemberangusan terhadap buku.
Diwakili oleh Direktur MIWF Lily Yulianti Farid, seruan tersebut dibacakan di hadapan seluruh pengunjung yang hadir pada pembukaan MIWF 2016.
Lily mengatakan seruan tersebut dibuat setelah mencermati serangkaian pemberangusan buku dan intimidasi terhadap kegiatan literasi yang dilakukan oleh sejumlah pihak.
"Kami penulis-penulis Makassar merasa perlu membuat seruan ini sebab hal ini tentu akan membatasi kebebasan berkspresi dalam dunia literasi," kata Lily.
Berisi empat poin, ini isi seruan para penulis Makassar :
1 . Mendukung maklumat yang telah dikeluarkan penulis, pegiat literasi dan aktivis di Yogyakarta, Bandung, Semarang, dan kota-kota lainnya yang mendesak aparat kepolisian dan militer menghentikan intimidasi dan pemberangusan terhadap buku, acara diskusi buku, dan aktivitas literasi lainnya.
2. Menuntut pihak-pihak yang melakukan pemberangusan buku, baik dari kelompok sipil maupun negara untuk menghentikan aksinya dan menghormati kebebasan berkumpul dan berpendapat.
3. Menuntut negara menindak tegas aksi pemberangusan buku, dan intimidasi terhadap aktivitas literasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu.
4. Mengajak kawan-kawan MIWF sekalian untuk membawa satu buku favorit pada hari terakhir pelaksanaan MIWF pada 21 Mei yang bertepatan dengan 18 tahun reformasi sebagai lembaga perlawanan terhadap pemberangusan buku yang kembali marak di tanah air. (*)