Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, FLORES TIMUR - Peserta balap sepeda internasional Tour de Flores (TDF) 2016 telah meninggalkan garis start yang berlokasi di halaman Kantor Bupati Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (19/5/2016) pukul 09.00 Wita.
Mereka akan menempuh jarak sepanjang 661,5 km yang dibagi atas lima etape.
Pada etape pertama, peserta akan menempuh jarak sejauh 138,8 km dari Larantuka hingga Maumende.
Jarak dari Maumende hingga Ende sejauh 141,3 km akan ditempuh pada etape kedua.
Pada etape ketiga, mereka akan melintasi Ende hingga Bajawa dengan jarak sejauh 123,3 km.
Jarak sejauh 136,6 km dari Bajawa hingga Ruteng akan ditempuh mereka pada etape keempat.
Sementara itu, pada etape terakhir, mereka akan menempuh jarak dari Ruteng hingga Labuhan Bajo sejauh 121,5 km.
Total peserta TDF 2016 mencapai 230 orang yang terdiri dari atlet sepeda internasional, atlet sepeda nasional, dan atlet sepeda NTT.
Atlet sepeda internasional, yang juga merupakan anggota UCI, mengerahkan 20 tim dengan masing-masing tim berisi 10 orang yang terdiri atas enam atlet dan empat pendamping.
Peserta internasional berasal dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia.
Atlet sepeda nasional berjumlah dua tim dengan total peserta 20 orang.
Sementara itu, atlet sepeda NTT berjumlah satu tim dengan total peserta 10 orang.
Kegiatan balap sepeda jalan raya bertaraf internasional ini berada di bawah regulasi Union Cycliste Internationale (UCI).
TDF juga dicanangkan sebagai gelaran pariwisata tahunan di Flores sebagai satu di antara berbagai sarana untuk mengangkat pariwisata Flores ke kancah dunia.
Gelaran balap sepeda ini dianggap mampu sekaligus melecut pariwisata Flores dan NTT, menjahit kesatuan dan persatuan para pimpinan daerah serta masyarakat Flores, dan meng-explore potensi pariwisata secara merata di Flores.
Ide gelaran TDF diinspirasi oleh Tour de France, Tour de Singkarak, dan Tour de Banyuwangi Ijen, yang terbukti membuahkan dampak luar biasa dalam melecut pengembangan pariwisata sebagai lokomotif utama pembangunan daerahnya.