Laporan wartawan Surya, Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Antusiasme peserta Parade Budaya dan Bunga Surabaya 2016 bertema 'Etnik Fantasi' tahun ini mengalami peningkatan jumlah peserta daripada tahun 2015 lalu.
Toto Priyoleksono, Dosen STKIW Surabaya, yang merupakan salah satu juri parade budaya dan bunga mengatakan, kriteria perlombaan antara lain kreativitas, bentuk kendaraan dan bunga sesuai haruslah tema, dan harus menggunakan bunga atau tumbuhan asli, bukan dari bahan plastik.
Selain itu, tema harus kekinian, dan yang pasti haruslah mengandung unsur estetika dan tidak mengulang tema yang diambil peserta tahun lalu.
"Tapi ya masih ada yang malah mayoritas dari gabus, bunganya sangat sedikit. Ini kan festival Bunga, sayang sekali," kata Dosen jurusan Seni Rupa ini.
Tim juri menbagi beberapa titik lokasi sebagai tempat penilaian, diantaranya di Tugu Pahlawan (start), Perempatan Tunjungan (Siola), Taman Surya, Balaikota Surabaya (finish).
Kendaraan pawai pun tidak boleh lebih dari 4 meter. Didepan Walikota dan Perwakilan Negara sepertu Konjen Jepang, India, dan beberapa perwakilan negara lain, para peserta diberi waktu maksimal 2 menit untuk unjuk kebolehan, maupun bersalaman denga Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Sajnna, Konsulat India mengatakan, ia selalu menunggu datangnya momen Festival Parade Budaya dan Bunga yang menjadi agenda tahunan jelang HUT Kota Surabaya, yabg jatuh pada tanggal 31 Mei mendatang.
"Bagus sekali ini, saya bisa lihat budaya seluruh Indonesia disini. Jiwa nasionalisem bisa naik," katanya dengan wajah gembira, dan ia mengaku tahun ini adalah tahun ke 3 dirinya menjadi perwakilan India di Balai Kota Surabaya.
"Ini luar biasa bagusnya. Di India juga ada, yang diadakan setiap 26 Januari seluruh India. Tapi ini hanya lingkup Surabaya, bukan Indonesia bisa semeriah ini. Sungguh luar biasa," katanya berulang.(*)