News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Veteran Perang Berharap Perhatian Pemerintah, Anaknya 24 Tahun Menderita Kanker Kandungan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lian Ujau, veteran di Tanjung Selor bersama sang istri Lembang Jau menceritakan pengalamannya di masa perang di kediamannya di Jalan Gelatik Buntu, gang Kenari RT 45 Kelurahan Tanjung Selor Ilir, Jumat (27/5). (TRIBUNKALTIM/DOAN PARDEDE)

TRIBUNNEWS.COM -- SUASANA perang melawan tentara Gurkha masih terekam jelas dalam ingatan Lian Ujau, seorang veteran perang di Tanjung Selor. Saat ini, para veteran yang masih hidup dan keluarga veteran yang sudah meninggal, masih sangat berharap perhatian dari Pemerintah.

DItemui di kediamannya di seputaran Jalan Gelatik Buntu, Gang Kenari RT 45 Kelurahan Tanjung Selor Ilir, Jumat (27/5/2016), pria yang kini sudah berumur 77 tahun ini masih tampak bugar. Hanya saja, pendengarannya sudah mulai berkurang dan harus dibantu ketika ingin berkomunikasi.

Di antara sekian banyak kisah selama berjuang dulu, menurut pria yang juga menjabat sekretaris organisasi veteran ini, ada satu peristiwa yang menurutnya akan selalu terkenang dan tak akan terlupakan selama hidup.

Kala itu sekitar tahun 1960, dia dan belasan rekan sesama pemuda Dayak tergabung dalam sebuah kompi tentara di Tanjung Selor, yang bertugas membantu pasukan RPKAD (saat ini Kopassus) dalam operasi Dwikora, menggempur pos terkuat pasukan Gurkha di Long Banga, Malaysia.

Dalam sebuah pertempuran kala itu kata dia, kaki sang komandan Letnan Dua Kalalo yang berasal dari Banjarmasin, terkena peluru hingga sekarat.

Tak ingin menjadi beban dalam pertempuran atau menjadi tawanan musuh, sang komandan meminta dia dan rekan-rekan lainnya memberikan racun atau segera menembak mati.

Namun entah kenapa, dia dan rekan-rekan tak tega dan merasa bahwa nyawa sang komandan masih bisa tertolong. Komandan pun ditandu menjauh dari lokasi pertempuran dan selanjutnya dibawa berobat. Dan benar saja, setelah mendapat bantuan nyawa sang komandan masih bisa tertolong.

"Kalau bukan karena kalian (pemuda-pemuda Dayak) dulu, mungkin saya sudah tidak ada lagi," katanya menirukan perkataan sang komandan ketika bertemu dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.

Kini dimasa tuanya, kehidupan Lian Udau terbilang cukup memprihatinkan. Saat ini, dia dan istrinya Lembang Jau masih harus merawat seorang anak perempuan berumur 24 tahun, yang sudah hampir 20 terbaring karena menderita kanker kandungan.

Selain itu, mereka juga harus merawat seorang cucu berumur satu bulan yang ditinggalkan ibunya karena kekurangan darah ketika melahirkan.

Hingga saat ini, Lian Ujau mengaku belum pernah mendapatkan penghargaan apa pun dari Pemerintah. Memang setiap bulan kata dia, keluarganya mendapatkan tunjangan veteran dari pemerintah.

Namun dari sekitar 40 orang yang ikut berjuang dulu belum semuanya mendapatkan hak-haknya. Khususnya keluarga dari veteran-veteran yang sudah meninggal dunia.

Dia berharap, Pemerintah bisa lebih memperhatikan kehidupan khususnya kesejahteraan veteran yang masih hidup dan keluarga veteran yang sudah meninggal. "Mudah-mudahan pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan veteran-veteran ini," katanya. (doan e pardede)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini