TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsep Trisakti yang dikemukakan oleh Bung Karno, menjadi inspirasi dan melekat pada jiwa Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti.
Seperti diketahui, tiga konsep Trisakti Bung Karno yakni berkedaulatan dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Menurut Eka, Bung Karno yang telah berjuang gigih memerdekakan Republik Indonesia dan merumuskan konsep dan ideologi yang berasal dari kepribadian bangsa.
Konsep Trisakti-lah, kata Eka, yang dinilai sangat cocok diterapkan karena Trisakti sendiri lahir dari Pancasila.
“Dalam menjalankan konsep Trisakti ini tentunya memiliki halangan dan tantangan, tetapi balik lagi bagaimana hati dari pemimpinnya, jika ia sudah memiliki jiwa yang prorakyat, maka konsep Trisakti ini bisa digunakan untuk memajukan daerah atau negara yang dipimpinnya,” kata Eka usai menghadiri acara di sebuah stasiun televisi di Jakarta, Seperti dalam keterangan yang diterima, Selasa (31/5/2016).
Bupati perempuan pertama di Bali tersebut mengaku selalu berusaha menerapkan konsep Trisakti dalam memajukan daerahnya dari tahun ke tahun.
Dalam hal berdaulat dalam bidang politik misalnya, kata Eka, ia punya konsep yang menarik, yaitu pemerintah memiliki posisi untuk menjadi pelayan masyarakat, dimana masyarakat harus menjadi prioritas dalam setiap pengambilan kebijakan, bukan kepentingan golongan maupun kepentingan politis.
“Dalam membuat setiap kebijakan di daerah saya, dua hal yang menjadi pertimbangan saya, Tuhan dan rakyat, jika tuhan sudah meridhoi, dan rakyat pun senang, ya kita jalankan,” ungkap dia.
Konsep berdikari dalam ekonomi, kata Eka, juga ia jalankan lewat kebijakan prorakyat keci, yang notabene masyarakatnya memiliki profesi sebagai petani. Eka menyebut sangat memperhatikan permasalahan kesejahteraan petani.
Eka menerapkan itu lewat cara seperti melakukan pembinaan kepada para petani, memberikan pelatihan mengenai kemandirian ekonomi, serta mendorong Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
“Saya sangat peduli dalam hal memajukan pertanian, petani di Tabanan harus sejahtera. Untuk itu, berbagai hal telah kita coba lakukan, seperti selalu membeli hasil tani mereka, dan membuat peraturan daerah supaya berpihak kepada petani, karena jika petani sudah sejahtera, masyarakat Tabanan pun akan ikut sejahtera,” ujar Eka.
Soal konsep berdikari dalam hal berkepribadian dalam kebudayaan, Eka menilai kebudayaan merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan.
Karenanya, ia tidak pernah lupa untuk terus melestarikan budaya serta terus menggali budaya lokal yang ada di Kabupaten Tabanan.
“Dalam ulang Tahun Kabupaten Tabanan kami selalu mengadakan festival kesenian dan budaya seperti festival layang-layang, festival tanah lot, dan tanggal 5 Juni nanti kita akan mengadakan festival Ulundanu Bedugul yang juga akan diramaikan dengan tarian-tarian, pesta kuliner serta pameran cenderamata,” kata dia. (*)