TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Kondisi BW (17), korban kekerasan seksual dan pencabulan yang diduga dilakukan oknum polisi, masih memprihatinkan.
BW mengalami guncangan mental dan psikis.
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bali pun berencana mendatangkan dokter spesialis jiwa dan psikolog untuk memulihkan kondisinya.
Dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (15/6/2016), BW mengaku terus dihantui rasa takut lantaran sempat mendapat intimidasi dari pelaku, Aiptu KA (55), yang saat ini bertugas di Polres Klungkung.
Wanita asal Seraya, Karangasem ini tampak masih syok setelah menjalani pemeriksaan pertama di Polda Bali, Selasa (14/6/2016).
"Saya diperiksa sampai pukul 19.00 Wita. Saat diperiksa, saya tak bisa menjawab lantaran takut dan trauma. Saya istirahat sampai beberapa kali," ujarnya kepada Tribun Bali (Tribunnews.com Network) dengan suara tersedu.
Ketua Kelompok Perlindungan Perempuan dan Anak (KKPA) Bali, Ni Nyoman Suparni, mengungkapkan P2TP2A Bali akan mendatangkan dokter spesialis jiwa dan psikolog sebelum BW menjalani pemeriksaan kedua di Polda Bali.
Tujuannya agar kondisi mental dan psikis korban kembali seperti semula. Rasa syok dan trauma hilang sehingga pemeriksaan selanjutnya berjalan lancar.
"P2TP2A Bali yang memfasilitasi ini. Dokter spesialis jiwa dan psikolog akan didatangkan dari Denpasar," terang Suparni, yang menjadi pendamping korban.
Rencananya, BW kembali diperiksa Jumat (17/6/2016) besok oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Bali.
Petugas kepolisian juga akan menggelar tes visum dalam untuk membuktikan korban pernah dicabuli pelaku.
Senin (13/6/2016), korban sudah menjalani visum luar.
Hanya saja, hasil visum luar hingga kemarin belum keluar.
Selain memeriksa korban, polisi juga mengagendakan pemeriksaan saksi-saksi.
"Besok (hari ini), petugas akan memeriksa dua orang saksi yang juga keluarga korban. Mereka adalah I Wayan Bale (kakak korban) dan I Nyoman Gineng (paman korban). Semoga pemeriksaan lancar," harap Suparni.