TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Lain Nil Maizar, lain lagi pelatih tuan rumah Barito Putera, Mundari Karya.
Mundari sebenarnya mengapresiasi pemainnya yang main maksimal meski harus kecolongan di menit akhir sehingga timnya kebobolan dan akhirnya skor imbang 1-1.
Raut sedikit sedih ditunjukkannya saat diminta tanggapannya soal jumlah suporter yang datang ke Stadion 17 Mei yang hanya 2.500 orang, jauh menurun dibandingkan pertandingan home sebelumnya.
"Kehadiran penonton jelas sangat penting buat kami. Mereka bagian dari filosofi barito yang mengedepankan kekeluargaan. Tapi kami yakin penonton melihat live di televisi," ujarnya didampingi Kiper Adhitya Harlan.
Pemain Barito sendiri, kata Mudari menangis di ruang ganti karena tak bisa memberikan yang terbaik buat publik Banjarmasin.
"Saya yakin bisa kembalikan kejayaan Barito, tapi tugas kita semua termasuk penonton sebagai keluarga, untuk bikin pemain enjoy dan bisa wujudkan itu," ujarnya.
Laga tuan rumah Barito Putera melawan Semen Padang di Stadion 17 Mei Banjarmasin dalam lanjutan TSC A 2016, Jumat (17/6/2016) malam akhirnya berakhir imbang buat kedua tim.
Skor 1-1 bertahan hingga peluit akhir ditiupkan wasit Iwan Sukoco.
Gol tuan rumah datang di menit ke 65. Adalah pemain nomor punggung 10 Junior yang mampu membawa Barito Putera unggul 1-0 atas Semen Padang.
Junior membawa keunggulan melalui titik pinalti setelah sebelumnya Rizky Pora dijatuhkan di kotak 16.
Upaya Semen Padang untuk menyamakan kedudukan membuahkan hasil di menit 86.
Semen Padang berhasil menyamakan kedudukan melalui gol pemain pengganti Muhammad Nur Iskandar.
Dia memanfaatkan kelengahan pemain Barito Putera yang gagal membuang bola liar di muka kotak pinalti. (Rahmadhani)