TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bupati Lingga, H. Alias Wello, S.IP mengaku optimistis Kabupaten Lingga segera menjadi lumbung padi terbesar di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Selain karena pertumbuhan padi pada lokasi pilot project pencetakan sawah di Desa Sungai Besar, Lingga Utara cukup bagus, dukungan Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Pusat juga cukup signifikan.
Hal itu diungkapkan Bupati Lingga, H. Alias Wello, S.IP usai mendampingi Gubernur Kepri, H. Nurdin Basirun mengunjungi lokasi pilot project pencetakan sawah baru di Desa Sungai Besar, Lingga Utara, Minggu, (19/6/2016). Kunjungan Gubernur Kepri ke lokasi sawah di Sungai Besar ini adalah yang ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir.
“Setelah melihat langsung perkembangan padi yang ditanam di sawah Desa Sungai Besar, Lingga Utara, saya semakin optimis Kabupaten Lingga segera menjadi lumbung padi terbesar di Kepri. Apalagi Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Pusat juga berkomitmen mendukungnya,” ungkap Awe, sapaan akrab Bupati Lingga dalam rilisnya yang diterima Tribunnews.com, Selasa, (21/6/2016).
Menurut dia, pencapaian target bumi berjuluk “Bunda Tanah Melayu” itu, menjadi lumbung padi terbesar di Kepri, bukanlah hal yang mustahil sepanjang komitmen para pemangku kepentingan untuk mewujudkannya tidak berubah. Apalagi, potensi lahan pertanian di Lingga cukup memadai, serta didukung kondisi geografis yang mudah dijangkau dari pusat ibukota provinsi Kepri.
“Pak Gubernur sudah berkomitmen membantu alat berat dan hand tractor, Kementerian Pertanian sudah berjanji merealisasikan pencetakan sawah baru untuk Lingga seluas 3.000 hektar, termasuk alat dan mesin pertanian pada tahun anggaran 2017. Ini belum termasuk program perluasan areal tanam pada lahan kering dengan bantuan inovasi teknologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),” beber Awe.
Meski dukungan dari Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian sudah cukup kuat untuk mewujudkan Kabupaten Lingga menjadi lumbung padi terbesar di Kepri, namun mantan Ketua DPRD Lingga ini, tidak melupakan peran dan jasa besar sang inovator pencetakan sawah baru di Lingga, Ady Indra Pawennari.
“Saya tak perlu malu mengakui, bahwa pengetahuan saya tentang sawah ini sangat minim. Namun, karena saya didampingi ahlinya, saudara Ady Indra Pawennari, saya optimis mimpi menjadikan Lingga sebagai lumbung padi bisa terwujud. Saudara Ady ini adalah inovator yang sedikit bicara, tapi banyak berpikir dan bekerja. Hasilnya, bisa kita lihat hari ini,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, usai dilantik sebagai Bupati Lingga pada tanggal 17 Februari 2016 lalu, Awe langsung membuat gebrakan dalam program 100 hari kerjanya.
Bersama Wakilnya, M. Nizar, ia memasukkan program pencetakan sawah baru dengan biaya pribadi. Pasalnya, saat ia dilantik, APBD Kabupaten Lingga tahun anggaran 2016 sudah disahkan dan di dalamnya tidak dianggarkan pencetakan sawah.
“Awalnya, kita targetkan hanya 10 hektar karena anggaran tidak tersedia dalam APBD Lingga. Namun, melihat pertumbuhan padinya bagus, saya langsung tancap gas dan sekarang sudah tercetak sekitar 50 hektar dan 80 hektar lagi dalam proses land clearing. Jadi, sudah 130 hektar yang kami biayai secara swadaya,” katanya.