Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Kabar mengenai disanderanya sejumlah anak buah kapal (ABK) TB Charles membuat heboh warga Samarinda, pasalnya terdapat beberapa ABK yang merupakan warga Kota Tepian (sebutan Samarinda).
Namun, kabar tersebut buru-buru disangkal oleh sejumlah pihak, termasuk dengan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo yang mengatakan jika kabar penyanderaan tersebut bohong.
Kendati demikian, pihak keluarga ABK tidak merasa lega dengan pernyataan dari sejumlah pihak yang menyangkal tentang kabar penyenderaan itu, bahkan pihak keluarga ABK meminta pemerintah maupun TNI untuk segera mendatangkan sanak keluarganya itu.
"Kenapa banyak pihak yang buru-buru memastikan jika kabar penyanderaan itu bohong, tanpa ada bukti yang jelas, hanya sekedar omongan saja, kalau begitu kami minta untuk segera datangkan keluarga kami, atau hubungi suami saya, dan dia katakan sedang dalam keadaan baik-baik saja," tutur salah satu istri ABK, Dian Megawati Ahmad (33), Kamis (23/6/2016).
Kendati demikian, dirinya dan istri ABK lainnya berharap jika kabar penyanderaan itu memang bohong, dan keluarga mereka dapat segera pulang dalam keadaan sehat.
"Kami juga berharap ini hanya penipuan saja, suami saya tidak menjadi korban penyanderaan dan suami saya serta ABK lainnya yang segera kembali berkumpul bersama kami," tambahnya usai menjalani berita acara pemeriksaan (BAP) di Polsekta Kawasan Pelabuhan, pada sekitar pukul 20.00 wita, rabu (22/6/2016) kemarin.
Diberitakan sebelumnya, kelompok milisi Abu Sayyaf dikabarkan kembali menyandera warga Indonesia, kali ini dikabarkan sejumlah warga kota tepian menjadi korban penyanderaan kelompok islam ekstrimis itu.
Dari informasi yang ada, kapal yang menjadi sasaran sandera yakni TB Charles, yang merupakan kapal dibawah naungan PT PP Rusianto Bersaudara, yang telah berlayar dari perairan Samarinda sejak tanggal 4 juni silam, dan direncanakan akan kembali ke Samarinda pada tanggal 27 juni mendatang.
Kapal tersebut membawa 13 anak buah kapal (ABK), lalu saat berada di perairan Fiilipina, kapal yang memabawa batu bara itu, disergap oleh kelompok tersebut, kendati demikian dikabarkan, bahwa tidak semua ABK disandera, hanya sekitar 7 ABK saja yang menjadi korban sandera, sedangkan sisanya dibebaskan dan dibiarkan untuk kembali melanjutkan pelayaran menuju Tarakan. Lalu, kelompok tersebut juga meminta tebusan senilai 20 juta ringgit.
Kabar disanderanya warga Samarinda itu, berawal dari Dian Megawati Ahmad (33), yang merupakan istri dari salah satu ABK atas nama Ismail, sekitar pukul 11.00 wita, rabu (22/6/2016) kemarin. (*)