TRIBUNNEWS.COM - Anak buah kapal tugboat Charles 001 kembali ke Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (26/6/2016) malam.
Tugboat Charles 001 korban pembajakan yang disertai penyanderaan di perairan Filipina pada 20 Juni 2016.
Kapal tunda tersebut akhirnya bisa tiba di bekas pelabuhan peti kemas Pelabuhan Semayang Balikpapan, Sabtu (25/6/2016) kemarin.
Enam dari 13 ABK yang tiba bersama tugboat, Syahril, 33 tahun, yang bekerja sebagai masinis, Andi Wahyu, 21 tahun, seorang mualim, tiga juru mudi, yakni: Albertus Temu Slamet, 28 tahun, Reidgar Frederik Lahiwu, 26 tahun, dan Rudi Kurniawan, 37 tahun. Juga Agung E Saputra, 21 tahun, juru masak.
Mereka langsung dibawa ke pangkalan TNI AL untuk dimintai keterangan. Selama diperiksa, keenam ABK didampingi wakil dari perusahaan.
Mereka ditanya seputar kejadian penyanderaan. Pendalaman oleh TNI AL ini berlangsung cepat.
"Tidak ada tekanan. Tapi memang mereka terlihat letih, tapi sehat. Ada yang kurang enak badan, juga tegang, tapi wajar," kata Taufik Rahman dari Humas PT Perusahaan Pelayaran-Rusianto Bersaudara, saat dihubungi via telepon.
Setelah bermalam, kini ABK diperbolehkan pulang.
"Tidak bisa dibilang selesai begitu saja, karena masih ada pendalaman, monitoring tetap masih jalan, perlu ada yang dibicarakan berikutnya. Tergantung koordinasi pusat dan AL, dan lainnya," kata Taufik.
Rencana kepulangan ABK juga sudah diketahui pihak keluarga.
Jaelani, ayah dari Syahril, sempat menerima kabar bahwa anaknya beserta ke-5 rekannya akan kembali ke Samarinda malam ini.
Ia berharap, Syahril bisa pulang dulu ke rumah orang tuanya di Balikpapan sebelum ke Samarinda. Namun, ia tak bisa berbuat banyak dan hanya pasrah mengikuti perjalanan anaknya ini.
"Tadi malam (Sabtu) dapat kabar ini," kata Jaelani.
Siti Nur Kodijah, istri dari Rudi, berada di rumahnya di Samarinda saat mendapat kabar serupa. Ia bahkan menerima kabar itu langsung dari Rudi via telepon.
Ia mengaku sangat menginginkan suaminya segera kembali ke rumah. “Tapi belum tahu jam berapa mereka akan pulang,” katanya.
Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI AL terkait rencana kepulangan ini.
Tugboat berbendera Indonesia ini semula berlayar di perairan pulau Jolo di Filipina menuju tanah air awal pekan lalu.
Dua kelompok bersenjata di waktu yang berbeda pula mengejar tugboat ini dengan speedboat.
Kelompok pertama tiba menaiki tugboat pada pukul 11.30 WIT. Mereka menculik tiga ABK, termasuk Ismail, sang nahkoda.
Kelompok lain naik ke tugboat pukul 12.45. Mereka juga menculik empat ABK lain dan melepaskan pontoon yang ditarik tugboat. Enam ABK lain bisa sampai ke tanah air dengan selamat.