Laporan Wartawan Suryam Haorrahman
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbuka puasa bersama warga. Kali ini Anas berbuka di Jembatan Gantung Kalisetail, Desa Genteng Kulon, Genteng, Jumat (1/7/2016).
Masyarakat Genteng menyebut jembatan tersebut sebagai sasak gantung. Sasak dalam bahasa Banyuwangi berarti jembatan. Sedangkan gantung, karena jembatan itu menggantung. Sasak gantung merupakan ikon Kecamatan Genteng.
Jembatan ini merupakan peninggalan Belanda. Untuk mengenang sejarahnya ada lagu menggambarkan jembatan ini, Sasak Gantung Tinggalane Londo.
Sampai saat ini, lagu Osing tersebut masih dimintai dan beredar di Bumi Blambangan. "Jembatan ini merupakan peninggalan sejarah. Dibuat zaman Belanda dan kuat hingga saat ini," kata Anas.
Jembatan ini dibuat pada 1926. Jembatan tersebut berada di Bendungan Setail Teknik.
Anas berbuka puasa bersama juru air, Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), dan warga setempat di bendungan tersebut. Anas sendiri berbuka puasa di jembatan gantung.
Sambil lesehan, Anas bersama perangkat desa menikmati menu buka puasa sambil melihat hamparan sawah dan sungai.
"Bendungan ini sangat strategis dan banyak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar," kata Anas.
Bendungan Setail mengaliri empat kecamatan dan 24 desa. Memiliki lebar 59 meter, dengan debit tertinggi 6606 meter kubik per detik, debet terendah 1149 kubik per detik, dan memiliki luas baku sawah 5711 hektare.
Guntur Priambodo, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Banyuwangi, mengatakan saat ini bendungan akan ditambah tampungan air baik kecil maupun besar.
"Untuk embung besar memiliki tampungan di atas 1 juta meter kubik," kata Guntur.
Nantinya akan dibangun dua embung besar yang direncanakan di embung Lider dan Kedawang. Sedangkan untuk embung kecil yang mampu menampung 1000 meter kubik-1 juta meter kubik akan dibangun di 11 tempat.
"Satu embung di Sidomulyo sudah dibangun. Saat ini tengah dibangun satu embung Samidin," kata sambung Guntur.