News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dinas Pendidikan Dianggap tak Serius, Sudah 5 Tahun Siswa di Sekolah Ini Belajar di Lantai

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa Sekolah Dasar Negeri 142/III Pengasi Lama, Kecamatan Batang Merangin, Kerinci. Hingga saat ini puluhan murid SD tersebut terpaksa belajar dilantai dan membawa sendiri meja belajar mini dari rumah masing-masing.

Laporan wartawan Tribun Jambi, Hendri Dede Putra

TRIBUNNEWS.COM, KERINCI - Besarnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah, seakan tidak dirasakan oleh siswa Sekolah Dasar Negeri 142/III Pengasi Lama, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Hingga saat ini puluhan murid SD tersebut terpaksa belajar di lantai dan membawa sendiri meja belajar mini dari rumah masing-masing.

Namun demikian mereka tetap kelihatan semangat dan ceria. Setiap hari datang ke sekolah, belajar sambil duduk diatas lantai yang tak beralas sembari menyimak penjelasan dari guru.

Keterangan dari wali murid, Edi Tanjung, mengungkapkan anak-anak mereka belajar dilantai ini bukan hanya sebulan-dua bulan.

Namun sudah terjadi selama lima tahun. Khususnya murid kelas 1 SD. Karena Sd 142/III Pengasi lama puluhan tidak miliki meja dan kursi belajar.

"Kondisi ini sudah lima tahun untuk kelas 1, kalau lokal yang lain pakai meja dan kursi lama. Apa karena sekolah yang jauh jadi kurang perhatian pemerintah," katanya Minggu (23/7/2016).

Ia mengatakan atas nama wali murid merasa khawatir, kondisi anak yang lama belajar dilantai akan berpengaruh terhadap kesehatan.

"Karena berdebu, kalau pagi dingin. Takut anak bisa sakit," ungkapnya

Ditambahkan seorang guru yang minta namanya tidak ditulis mengatakan siswa yang masih belajar dilantai sebanyak 30 orang murid kelas 1.

Sementara kelas 2 sampai kelas 6 menggunakan bangku yang sudah reot.

"Itupun satu bangku bisa sampai 5-6 orang," sebutnya.

Ia mengatakan sebelumnya tokoh masyarakat dan komite berserta kepala sekolah telah mengajukan permohonan pada dinas pendidikan.

Namun hingga kini tidak pernah ditanggapi serius. "Ini bukan hanya harapan kami, tapi masyarakat mengharapkan ada jalan keluarnya," kata guru tersebut. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini