Tidak ada barang apapun yang dibawanya dari hasil kerjanya di Kota Pangkalpinang selama tiga tahun itu.
Setelah Freddy pergi ke Jakarta, kedua pasangan ini bersepakat untuk memutuskan bercerai.
Namun, tali komunikasi keluarga RD terus berlanjut hingga akhir eksekusi ini.
Saat hidup bersama keluarga besar RD, Freddy dianggap sosok yang baik dan bagus di mata keluarga asal Solo yang telah lama menetap di wilayah Bangka ini.
"Dari sini dia (Freddy) tidak bawa apa-apa saat meninggalkan Pangkalpinang, karena mungkin dia berpikir bahwa datang dengan nol, maka pergi dengan nol juga," ungkap BD.
Freddy yang datang ke Pangkalpinang pun diakui saat itu telah memeluk agama Islam.
Setelah bercerai itu, RD kemudian menikah kembali, hingga akhirnya meninggal dunia.
Saat itu, anak Freddy Budiman yang masih berusia sekitar lima tahun sejak kepergian ibunya, dibawa oleh suami kedua mantan istri Freddy itu ke Palembang.
Terakhir kali, sekitar beberapa tahun lalu, keluarga BD sempat bertemu Freddy di Jakarta.
"Setelah tahu berita pertama kali tentang penangkapannya, kami sempat kaget dan tidak menyangka, karena di sini tidak bawa apa-apa, apakah ada sesuatu itu kita tidak tahu," jelasnya.
Saat ini, orangtua BD yang sekaligus mantan mertua Freddy Budiman dari istri keduanya berangkat ke Surabaya untuk melihat kondisi mantan menantunya itu.
"Memang masih sering komunikasi, tidak terputus semenjak berpisah," tuturnya.
Minta Otak-otak
Sebelum dieksekusi mati atas kasusnya, ternyata Freddy Budiman sempat memesan otak-otak Bangka dan rendang buatan mantan ibu mertuanya.
Hal itu terjadi sekitar tiga bulan lalu, sebelum Freddy dipindahkan ke Nusakambangan.