News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Diimbau tidak Mendaki dalam Radius 1,5 Km dari Kawah Gunung Rinjani

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dari kamera smartphone menunjukkan pemandangan kebun cabai di kaki Pergasingan, di Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur. Aktivitas Gunung Barujari di Kaldera Gunung Rinjani, tidak banyak mempengaruhi kehidupan warga Desa Sembalun Lawang yang letaknya di sebelah timur gunung, karena abu vulkanik terlihat mengarah ke barat.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, aktivitas vulkanik atau erupsi Gunung Rinjani masih normal.

Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara visual, hingga pukul 18.30 Wita tidak terlihat adanya kepulan asap di puncak kawah.

"Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Rinjani," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/8/2016).

Kendati demikian, Sutopo mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pendakian atau berkunjung ke radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Rinjani dengan puncak Barujari yang terletak di kaldera Rinjani.

Sutopo menjelaskan, erupsi Gunung Rinjani diduga akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 SR di kedalaman 18 km, yang kemudian diralat BMKG menjadi 5,7 SR dengan kedalaman 22 km berpusat di 63 km arah barat laut Kabupaten Dompu, NTB, pada pukul 07.40 Wita.

"Diduga telah menyebabkan Gunung Rinjani dengan puncak Barujari meletus pada pukul 11.50 Wita. Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan masyarakat di Desa Sembalun di sekitar lereng Gunung Rinjani, dengan intensitas 3 MMI," kata dia.

"Adanya guncangan gempa menyebabkan tekanan dari dalam perut Gunung Rinjani, sehingga menimbulkan letusan," ujar Sutopo.

Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Rinjani PVMBG, secara visual letusan tidak terdeteksi karena tertutup kabut.

Sedangkan berdasarkan pantauan satelit Himawari dari BMKG pada pukul 12.50 Wita, kata Sutopo, terdeteksi distribusi awan ke selatan.

"Pada pukul 13.00 hingga 15.00 Wita, abu vulkanik menyebar ke Tenggara-Barat Laut di Lombok bagian selatan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini