Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Misran Asri
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Petugas gabungan di bawah koordinir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banda Aceh, akhirnya memutuskan mengubur ikan paus sperma yang terdampar di pinggir Pantai Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Kamis (4/8/2016) jelang tengah malam.
"Tidak mungkin kita tunggu besok (Jumat), karena kondisinya saat ini sudah menebarkan bau busuk. Kita khawatirkan kalau kita ulur-ulur waktu bakteri pada ikan paus ini bisa berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Kepala BPBD Banda Aceh, Drs Ridwan, yang dihubungi Serambi (Tribunnews.com Network), Kamis (4/8/2016).
Ia menjelaskan jarak antara lubang untuk mengubur paus tersebut dengan lokasi ikan itu terdampar mencapai 20 meter dengan kedalaman tanah yang digali sekitar 4 meter.
"Keputusan ikan paus ini harus dikubur telah kita sepakati bersama, mulai dengan BKSDA Aceh, Karantina, Panglima Laot sampai instansi terkait lainnya," ujar Ridwan.
Ia pun menjelaskan proses evakuasi ikan paus itu dari lokasi terdampar untuk selanjutnya dibawa ke tempat yang akan ditanam menggunakan bantuan alat berat milik Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh.
Sebelumnya ikan paus yang memiliki bobot sekitar 6 sampai 7 ton, dengan panjang 10 meter dan lebar 1,5 meter itu dilaporkan terdampar di pinggir Pantai Alue Naga, Rabu (3/8/2016) sekitar pukul 21.15 WIB.
Ikan paus itu diketahui sudah dalam kondisi mati pada saat terdampar di sana.
Peristiwa yang dinilai langka itu pun menyedot perhatian masyarakat dari berbagai kawasan di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Mereka berbondong-bondong menuju ke lokasi, hanya sekadar memastikan kebenaran informasi itu. Momen itu pun mampu dimanfaatkan oleh warga setempat dengan berdagang minuman dan makanan kecil serta membuka lahan parkir bagi pengunjung ke lokasi itu.
Hingga jelang tengah malam tadi, warga dilaporkan masih memadati lokasi.