Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Menganiaya ibu kandung dan mengancam tetangganya dengan menggunakan sejata tajam, Syahruni (30) seorang pria pengidap gangguan kejiwaan terpaksa ditembak polisi.
Akibatnya, Syahruni yang diketahui mengidap gangguan jiwa dan telah beberapa kali masuk rumah sakit jiwa itu tewas saat dibawa ke rumah sakit.
Sebenarnya polisi telah berusaha mengajaknya berunding dan ditenangkan, namun usaha gagal malah dia berlarian membawa parang mengancam tetangga.
Bahkan polisi menembak kaki Syahruni dengan peluru karet namun tidak tumbang malah terus mengejar-ngejar warga lainnya sehingga polisi terpaksa gunakan peluru tajam.
"Dia (Syahruni) mengidap gangguan jiwa sudah 9 tahunan, lalu kami dapat laporan dia ngamuk sejak pagi tadi. Sudah kami ajak ngobrol hingga beri dia minum, tapi tetap saja ngamuk," ungkap Kapolsekta Samarinda Utara, Kompol Erick Budi Santoso, Kamis (4/8/2016).
Lanjut Erick menejelaskan, tak hanya mengejar tetangganya dengan menggunakan parang, namun Syahruni juga sempat mendatangi sebuah warung dan menyandera pemilik warung.
"Selain aniaya ibunya, mengejar-ngejar tetangga, dia juga lakukan penyanderaan terhadap pemilk warung yang berada disekitar rumahnya," ungkapnya.
"Dua kali kami lumpuhkan menggunakan peluru karet, tapi yang bersangkutan tidak berhenti juga. Pilihan terakhirnya, dia harus dilumpuhkan dengan peluru tajam," tutur perwira melati satu itu.
Sekali tembakan di bagian paha, Syahruni pun tumbang namun sesampainya di rumah sakit, nyawa Syahruni tak tertolong.
"Setelah dilumpuhkan, kami langsung evakuasi menuju rumah sakit, namun saat sampai di rumah sakit, yang bersangkutan tewas," katanya.