Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung, Abdul Rahim, menyebut produsen bihun kekinian (bikini), TW (19) merupakan lulusan lembaga kursus di Kota Bandung.
Produk tersebut merupakan proyek kampus TW dan lima rekannya yang pernah belajar bersama di lembaga kursus tersebut.
"Jadi setelah lulus, TW meneruskan proyek tersebut dan kemudian mengedarkan dan menjualnya," kata Abdul kepada wartawan di Kantor BBPOM Bandung, Jalan dr Djundjunan, Kota Bandung, Sabtu (6/8/2016).
Menurut Abdul, TW telah memasarkan dan menjual Bikini sejak Maret 2016. Ia menjual makanan ringan kontroversial itu dengan harga Rp 18 ribu per kemasannya. Belum diketahui berapa ia mengantongi untung dari hasil penjualannya tersebut.
"Kami masih mengembangkan lebih lanjut apakah ada pihak lain juga sengaja mengedarkan produk ini atau tidak. Termasuk kami akan melakukan pengujian kandungan makanan," kata Abdul.
Informasi yang dihimpun Tribun Jabar (Tribunnews.com Network), BBPOM Bandung menemukan rumah produksi bikini di Jalan H Muchtar Raya, Gang Masjid, Kelurahan Sawangan Baru, Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
BBPOM Bandung memamerkan contoh Bikini, Sabtu (6/8/2016). Makanan ringan bermerk Bikini itu serupa dengan yang ditawarkan dan dipasarkan melalui media sosial yang mencuat akhir-akhir ini.
Pengamatan Tribun, tertera produsen Bikini. Sama dengan sampul yang beredar di media sosial, Bikini itu diproduksi Cemilindo. Namun lokasi prduksi berbeda dengan sampul yang berewdar di media sosial.
Pada sampul yang disita itu tertera Jakarta. Adapun yang beredar di media sosial tertera alamat Bandung. (cis)