TRIBUNNEWS.COM, MAKALE - Gagasan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy tentang sekolah pagi sampai sore atau Full Day School bagi siswa Sekolah Dasar (SD), dan Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP), di mata aktivis anak dan perempuan Toraja dianggap kurang pas bagi Toraja.
"Kalau posisi di kota bagus, untuk siswa dan pelajar di plosok, aduh bisa jam sembilan malam baru tiba di rumah mereka, dan pastinya jalan kaki pulang," ujar Aktivis anak dan perempuan Toraja serta mantan Guru disekolah swasta Makassar, Lenynda Tondok, kepada Tribun di Plaza Kolam Makale, Senin (8/8/2016) siang.
Mendikbud mengusulkan dan menggagas sistem "full day school atau sekolah mulai pagi hingga sore (pukul 07.00-17.00) untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta.
Alasan Mendikbud agar anak tidak sendiri ketika orangtua mereka masih bekerja.
"Kalau di Toraja tidak cocok dengan kondisi geografis, transportasi, dan paling utama keamanan dari pelajar ini", tambah Lenynda.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Toraja Utara, Kalvin T, saat dihubungi melalui telepon oleh penulia, mengatakan soal usulan Full Day School ini pasti ada plus minusnya.(*)