Laporan wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sikap Organisasi Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) yang melaporkan Koordinator ForBali, Wayan 'Gendo' Suardana ke Mabes Polri membawa dampak cukup besar di gerakan masyarakat Bali yang menyatakan tolak reklamasi Teluk Benoa.
Di sosial media, taggar atau hastag #SayaTolakReklamasi pun menjadi Trending Topic di sosial media Twitter.
Seperti dari SID @SID_Official yang mengatakan 'Hanya ada satu kata, Lawan!' #SayaTolakReklamasi #TolakKriminalisasiAktivisForBali
Kemudian, juga dari @AngnusBalinese yang mengatakan 'Ketika Penjahat menepuk dada disamping kursi pemerintah. Tetap Lawan' #SayaTolakReklamasi #LawanKriminalisasiAktivisForBali
Sebelumnya juga hastag atau taggar #SayaadalahGendo pun turut menjadi Trending Topic di twitter. Ini merupakan bentuk dari akun sosial media yang menyatakan sebagai Rakyat Bali atau Indonesia melakukan perlawanan terhadap Reklamasi Teluk Benoa. Atau Reklamasi lainnya yang tidak disetujui oleh masyarakat.
Hastag #SayaAdalahGendo dicuit oleh Anton Muhajir @antonemus yang mengatakan 'Ada saatnya kita bersikap kritis. Ada saatnya kita tegas membela kawan yg dibungkam' #SayaAdalahGendo #TolakKriminalisasiAktivisForBali
Ada pun juga twit dari Saras Dewi @sarasdewi yang dalam cuitannya mengatakan 'Selamat Pagi!! Tat Twam Asi, aku adalah kau, kau adalah aku. Kita satu hati, satu gerakan @gendovara #SayaAdalahGendo'.
Cuitan ini sontak saja membanjiri sosial media Twitter usai adanya laporan Organisasi Pospera ke Mabes Polri dan 5 Polda di lima daerah.
Atas hal ini, Wayan 'Gendo ' Suardana pun angkat bicara menyoal laporan itu. Menurut dia, cuitan di akun miliknya itu yang dilaporkan Pospera, secara kronologis cukup menarik.
Pertama adalah berbagai cuitan itu hadir dengan merespon adanya perpanjangan Ijin Lokasi ileh Menteri Susi Pudjiastuti. Netizen yang kecewa, kemudian membuat Hastag atau taggar #kecewaamasusi.
Di sisi lain disambut dengan #bravomenterisusi oleh akun-akun bot. Setelah itu muncullah #bongkardanaForBALI, yang juga dilakukan oleh akun-akun robot.
"Lalu hastag itu ditandingi #bongkar1TdanaTW oleh teman-teman atau rakyat Bali," ucap Gendo, Selasa (16/8/2016).
Tak berselang lama, tiba-tiba penghinaan ras atau SARA muncul pada saat saut menyahut di hastag #kecewaamasusi. Yang diakui Gendo, dia pun tidak merasa membuat cuitan yang menunjuk (mention) seseorang apalagi suku Batak. Ia pun tidak mengerti ada satu per satu orang yang tersinggung. Padahal, tidak ada niatan memojokkan satu orang pun.
"Dan untuk Pospera itu kan Posko Perjuangan Rakyat. Pos pemeras rakyat itu kok bisa tiba-tiba dinyatakan sebagai Pospera. Saya jadi tidak tahu," ungkapnya.
Karena tidak ada penghinaan orang per orang atau lembaga, maka Ia mengaku, jika ini memang ada muatan tertentu dari segelintir orang yang ingin menyudutkan dirinya. Bahkan, untuk melumpuhkan gerakan rakyat.
"Saya tidak akan berhenti berjuang menolak Reklamasi Teluk Benoa, selama saya bernapas," tandasnya. (ang)