TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Aman Muslim, bocah dua tahun, meninggal akibat kobaran api membakar sekujur tubuhnya, Rabu (24/9/2016) sekitar pukul 21.00 WIB.
Warga Desa Bukit Harapan, Gunung Meriah, Aceh Singkil ini tidak sendirian merasakan sengsaranya terbakar. Ibu kandungnya, Siti Fatimah (27), juga merasakan hal yang sama.
Namun, tubuh Siti Fatimah hanya sekitar 80 persen yang terpanggang, sehingga jiwanya masih tertolong.
Korban kemudian dilarikan pihak keluarga ke RSUP Adam Malik Medan, Sumatera Utara. Hingga Kamis kemarin, ia masih dirawat intensif di rumah sakit tersebut.
Peristiwa nahas itu terjadi Rabu malam di ruang tengah rumah mereka yang terbuat dari papan. Rumah ini sangat minimalis, hanya berukuran 4 x 6 meter.
“Korban terbakar di tengah rumah, tapi sumber api belum diketahui,” kata Kepala Desa Bukit Harapan, Kusmin, menjawab Serambi (Tribunnews.com network), Kamis (25/8/2016).
Kebakaran itu, kata Kusmin, juga menyebabkan Feri Situmorang (35), suami Siti Fatimah, terluka, namun tidak separah istrinya.
Kusmin menduga, Feri Simorang terbakar saat berupaya menyelamatkan anak dan istrinya dari jilatan api.
Menurut Kusmin, meski kebakaran itu terjadi Rabu malam, tapi ia baru menerima laporan pada keesokan harinya, sekitar pukul 07.00 WIB.
Begitu mendapat informasi, ia langsung melapor ke pihak kepolisian, mengingat dalam kejadian itu ada korban yang meninggal.
Beberapa saksi mata menyebutkan kepada Kusmin, saat kejadian, Siti Fatimah dan suaminya langsung berlari ke pekarangan rumah sambil menjerit minta tolong.
Anehnya, saat itu mereka tidak membawa serta Aman Muslim yang terbakar hebat di dalam.
“Agak aneh memang, saat kejadian hanya suami istri itu saja yang ke luar rumah, sedangkan anaknya ditinggal di dalam,” ujar Keuchik Kusmin mengutip keterangan warganya.
Saksi lainnya menyebutkan, bocah dua tahun ini justru merangkak sendiri menuju pintu rumah untuk menyelamatkan diri selagi api sedang membakar tubuhnya. Pekiknya melengking, menahan panasnya api.
Tapi sayang, luka bakar yang terlalu parah, dari ujung kaki ke ujung rambut, menyebabkan nyawa balita ini tak tertolong, meski sempat dilarikan warga ke RSUD Aceh Singkil.
Jenazah Aman Muslim kemarin langsung dikebumikan di tempat pemakaman umum Desa Bukit Harapan. Sedangkan ibunya masih dirawat di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, dengan kondisi luka bakar mencapai 80 persen.
Sementara itu, tetangga korban menyebutkan, sehari sebelum peristiwa kebakaran itu, pasangan tersebut tampak cekcok.
Tapi tetangga tak tahu apa yang menyebabkan pasangan tersebut bertengkar, sehingga terdengar oleh tetangga.
Hal juga yang masih misteri dalam keluarga itu adalah tentang penyebab pasti kebakaran. Korslet listrik atau api kompor yang menyebabkan rumah itu terbakar juga belum diketahui. Polisi masih menyelidikinya.
Amatan Serambi kemarin, di halaman rumah itu terlihat karpet plastik dan kapas, sisa-sisa terbakar. Di bagian tengah rumah, tempat korban terbakar, masih berupa tanah merah. Sedangkan dinding rumah maupun barang lainnya di kamar korban dan dapur, terlihat masih utuh.
Polisi sudah memasang garis polisi (police line) di depan rumah korban yang terletak di pinggir jalan raya menuju perkebunan kelapa sawit PT Nafasindo tersebut.
Kapolres Aceh Singkil, AKBP M Ridwan mengakui adanya kebakaran yang menyebabkan anak Feri Situmorang meninggal dan istrinya luka parah.
Saat ditanya apakah polisi melihat ada kejanggalan dalam kejadian itu, AKBP M Ridwan menyatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran. “Setelah korban sembuh nanti, baru kami mintai keterangan,” ujarnya. (serambi indonesia/de)