News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kontroversi Bihun Bikini

Produsen Makanan Ringan Bikini Minta Maaf, Begini Pesan untuk Pelaku UKM

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produsen makana ringan Bikini (bihun kekinian), Pertiwi Darmawanti Oktavia alias Tiwi (19), meminta maaf di kantor Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung, Jumat (26/8/2016). Permohonan maaf ditujukan kepada masyarakat yang merasa resah atas makanan ringan buatannya.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Produsen Bihun Kekinian (Bikini), Pertiwi Darmawanti Oktavia alias Tiwi (19), meminta maaf kepada publik di BBPOM Bandung, Jumat (26/8/2016).

"Tidak ada maksud dan niat buruk saya saat memproduksi makanan ringan yang saya buat," kata Tiwi sambil menjabarkan tindakannya tak untuk meresahkan masyarakat.

Ia memproduksi Bikini tanpa memerhatikan peraturan perundang-undangan dan memang tidak mengetahui perundang-undangan soal produk pangan yang berlaku.

"Saya memohon maaf sebesarnya dan saya berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut lagi. Saya juga akan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semoga masyarakat memaafkan dan memaklumi keadaan saya," kata Tiwi.

Meski mengakui perbuatannya salah, Tiwi meminta pelaku usaha kecil menengah tidak takut meneruskan usahanya. Asalkan, para pelaku UKM mematuhi prosedur yang berlaku.

"Saya juga semakin hati-hati k edepannya membuat produk makanan. Saya harap kejadian ini tidak buat takut UKM berbinsis dan takut membuat produk. Yang penting disertai proses dan izin-izin yang dibutuhkan," sambung Tiwi.

Permohonan maaf diutarakan Direktur Young Academy, Kukuh Indra Prasena, selaku pembimbing dan fasilitator semasa Tiwi mengenyam pelatihan di tempatnya.

Menurut Kukuh keresahan yang ditimbulkan produk makanan ringan milik Tiwi itu merupakan proyek latihan kewirausahaan di tempatnya.

"Kami memohon maaf sebesarnya atas keresahan masyarakat. Ini semata-mata kurangnya pengetahuan kami tentang peraturan tentang produk makanan. Kami akan evaluasi sistem pelatihan wirausaha dan kerjasama dengan BBPOM terkait dengan produk makanan," kata Kukuh.

Heri Berthus Triatmaja, mentor nonformil Tiwi, mengaku yang mengusulkan tagline "Remas Aku" pada sampul kemasan bikini. Kalimat tersebut menyesuaikan cara menyantap Bikini.

"Saya tidak menyangka hal itu akan menimbulkan keresahan. Untuk itu, saya juga merasa bertanggungjawab atas keresahan yang ditimbulkan. Ini juga kurangnya pengetahuan tentang undang-undang produk pangan dan label. Saya akan pelajari agar bisa masukan kepada rekan bisnis saya," kata Berthus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini