TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Korban pantulan peluru (rikoset) di Jembatan Suramadu, Alvi Nuri Alfitroh (35) meninggal dunia di RS Soewandhi, Surabaya, Kamis (1/9/2016) siang.
Dia meninggal dunia akibat tersedak muntahannya sendiri. Alvi merupakan cleaning service atau petugas kebersihan yang terkena pantulan peluru saat polisi baku tembak dengan maling mobil di Jembatan Suramadu.
BACA BERITA SEBELUMNYA: Terobos Pos Jaga, Pencuri Mobil Adu Tembak dengan Polisi, Posisinya Terdesak Rampas Motor lalu Kabur
Tim dokter RS Soewandhi baru memberi keterangan di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (2/9/2016).
Ketua tim bedah RS Soewandhi, dr Billy Messakh, hadir dalam jumpa pers tersebut.
Billy mengatakan, seharusnya Alvi diizinkan pulang ke rumahnya pada hari ini. Tapi Alvi muntah pada Rabu (31/8/2016) lalu.
Sebagaan muntahan ini tertahan di tenggorokannya sehingga menganggu saluran pernafasan.
"Dia harus dibawa ke ICU lagi," kata Billy.
Billy menambahkan, pihaknya menangani korban sejak sepekan lalu. Saat dibawa ke RS Soewandhi, kondisi Alvi sangat parah.
Dia mengalami luka tembak di pinggul kiri. Luka ini mengakibatkan pembuluh darahnya pecah.
Tim dokter langsung menangani luka tersebut. Termasuk mengeluarkan peluru dari perut Alvi. Kondisi Alvi semakin membaik setelah operasi ini.
Menurut Billy, pihaknya pun sudah melatih gerakan Alvi. Awalnya tim dokter melatih Alvi duduk.
Selanjutnya Alvi dilatih berdiri dan berjalan. Jenis makanan yang diberikan kepada Alvi pun dilakukan secara bertahap.
Awalnya Alvi hanya diberi makanan halus. Selanjutnya Alvi diberi makanan kasar.
Sebelum meninggal dunia, kondisi Alvi sudah benar-benar pulih. Makanya tim dokter menjadwalkan Alvi bisa pulang pada hari ini. Ternyata Alvi tersedak makanan pada Rabu lalu.
"Kami sudah berusaha menolongnya. Tapi Tuhan berkendak lain," tambahnya.