News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ayah Bayi Penderita Hydrocephalus Minta Presiden Jokowi Bantu Kesembuhan Putranya

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simon Sina (kanan) dan Patricia Nona (kiri) mendapingi balitanya Fansiskus Wendilinus yang menderita hydrocephalus, Sabtu (3/9/2016) di RSUD Soemarno Sosroatmodjo, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. ​

Laporann Wartawan Tribun Kaltim Muhamad Arfan

TRIBUNNEWS.COM, BULUNGAN  - Orangtua siapa yang tidak mau menginginkan buah hatinya sembuh kala didera penyakit.

Seperti itulah yang menjadi doa dan harapan pasangan suami istri Simon Sina (37) dan Patricia Nona (45) selama kurang lebih satu setengah tahun belakangan.

Siapa sangka, Sabtu pagi tanggal 4 April 2015 di Rumah Sakit Umum Abdul Rivai Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur, buah hati mungil nan lucu yang belum genap 24 jam keluar dari rahim Patricia Nona, mengalami kelainan pada bagian kepalanya.

Kepala bayi yang diberi nama Fransiskus Wendilinus membesar tidak seperti bayi pada umumnya.

Saat keluar dari rahim ibunya tepat pada Jumat 3 April 2015, kondisi fisik Fransiskus normal-normal saja.

"Persalinan selesai, saya dan ibunya disuruh keluar oleh dokter. Fransiskus disimpan di dalam tabung. Besok paginya baru kami lihat lagi," sebut Simon Sina ayah Fransiskus saat ditemui di ruang Avatar RSUD Soemarno Sosroatmojo Kabupaten Bulungan, Jalan Cenderawasih, Tanjung Selor, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Sabtu (3/9/2016).

Di RSUD Soemarno Sosroatmojo, balita Fransiskus sudah dirawat selama 3 hari.

Tiba saat Simon dan Patricia melihat buah hatinya saat pagi hari. Jantung Simon berdegup kencang. Seakan tak percaya melihat kenyataan. Anak yang normal saat dilahirkan justeru kepalanya membesar saat pagi hari itu, Sabtu tanggal 4 Agustus 2015.

"Saya tunduk. Tidak percaya. Saya suruh dokter untuk coba visum. Apakah benar itu anak saya? Akhirnya saya diperiksa darah. Begitu juga Fransiskus," ujarnya.

Hasil visum dokter menyatakan bahwa benar Fransiskus adalah anak dari Simon.

"Dari situ saya baru percaya. Awalnya saya pikir anak saya ditukar. Karena kan banyak bayi," tuturnya.

Sang istri, Patricia harus pula dihadapkan pada kenyataan pahit itu.

"Saya dalam hati bertanya-tanya apa dosa saya Tuhan? Tapi saya anggap ini juga menjadi anugerah. Saya akan rawat baik-baik semampu saya," kata Patricia lirih.

Pasangan suami istri itu pada bulan Oktober tahun 2014 dari Maumere Nusa Tenggara Timur merantau mengadu nasib ke Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.

Di Tanjung Redeb, ibukota Kabupaten Berau, Simon mulai mendapat pekerjaan sebagai kuli bangunan sistem harian. Berjalannya waktu, lahirlah Fransiskus.

Sebulan pertama, Fransiskus mendapat perawatan intensif di RSUD Abdul Rifai atas pembesaran kepala atau biasa disebut penyakit hydrocephalus.

Setiap hari, orangtuanya harus membayar uang perawatan ke rumah sakit sebanyak Rp 100 ribu.

"Sudah lebih sepuluh juta yang habis. Mau dapat uang dari mana lagi. Saya hanya kerja kuli bangunan," tutur sang ayah.

Ia bersama istrinya memutuskan keluar dari rumah sakit lantaran sudah kehabisan biaya.

Tujuannya adalah rumah kos mereka wilayah di Kampung Ambon, Tanjung Redeb.

"Saya masih tetap kerja bangunan. Ibunya yang jaga Fransiskus di rumah. Per hari saya bisa dapat Rp 90 ribu," katanya.

Pekerjaan yang makin sepi, menuntut Simon dan Patricia pindah ke Bulungan, Kalimantan Utara.

Tepatnya ia tinggal di Desa Sajau Kecamatan Tanjung Palas Timur.

"Saya baru 4 bulan di sini. Kebetulan adalah teman-teman dari NTT juga di Sajau," sebutnya.

Upah pekerjaan barunya sebagai buruh pertanian kelapa sawit belum cukup untuk membiayai pengobatan Fransiskus.

"Saya ingat kata dokter di Berau, biayanya mahal sekali kalau mau operasi. Itu pun hanya bisa di Samarinda," ujarnya.

Sampai saat ini, Simon dan Patricia masih memerlukan uluran tangan para dermawan.

Simon sendiri dibantu seorang karibnya di Sajau mengurus segala keperluan seperti BPJS termasuk pembukaan nomor rekening bantuan.

Saat disambangi Tribun Kaltim, ia berharap kabar penyakit anaknya bisa didengar oleh sang Presiden RI, Joko Widodo.

"Kepada Pak Presiden di sini, kami sangat harapkan bantuannya untuk anak kami Frans," sebutnya.

Simon sendiri telah berniat berangkat ke Samarinda bersama istri dengan tujuan, anaknya Fransiskus bisa mendapat pertolongan medis, operasi.

"Saya belum tentukan jadwalnya Mas. Karena menunggu Kartu Keluarga dulu. Syukur, sekarang ada bantuan dari beberapa warga dan pemerintah. Jumlahnya sekitar Rp 13 juta. Mudah-mudahan anak saya bisa sembuh," sebutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini