Laporan Wartawan Tribun Medan Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Bagus Syahputra (28) warga Jl Tangguk Sentosa, Lingkungan XIV, Kelurahan Besar, Medan Labuhan mengatakan ada beberapa penyebab terjadinya banjir di wilayah Medan Labuhan khususnya Martubung.
Kata Bagus, penyebab banjir tak jauh-jauh dari masalah drainase.
"Di seputaran kawasan Martubung, drainase banyak yang sumbat. Kondisi drainase sudah sangat tidak layak," ungkap Bagus, Sabtu (10/9/2016) siang.
Pria berkacamata ini mengatakan, drainase di seputaran Martubung sudah sangat dangkal sehingga tidak mampu menampung volume air yang kian bertambah saat hujan deras.
"Selain masalah drainase, ada persoalan lain di kawasan Martubung ini yakni danau di dekat Griya Martubung," ujarnya.
Danau yang tadinya dibuat untuk menampung limbah penduduk itu saat ini sudah penuh terisi dengan tumbuhan eceng gondok.
Sehingga, kata Bagus, dengan menumpuknya eceng gondok, laju air ke perairan Belawan tertahan.
"Tanaman eceng gondok ini kalau sudah kering menumpuk seperti sampah. Sehingga menyumbat laju aliran air," ujarnya.
Lain halnya dengan yang disampaikan Ari Kurniawan (28).
Warga Jl Rawe, Kelurahan Tangkahan, Kecamatan Medan Labuhan ini menyebut penyebab banjir diduga karena dibukanya bendungan limbah sejumlah pabrik di Kawasan Industri Medan (KIM).
"Yang saya tau di Mabar itu ada bendungan untuk limbah pabrik. Terkadang, ada oknum-oknum yang jahat membuka bendungan limbah saat banjir sehingga volume air yang menggenang semakin bertambah," ungkap Ari.
Seharusnya, limbah pabrik dialirkan menuju kawasan Percut Seituan. Namun, kata Ari, karena ingin praktis, dibukalah bendungan itu untuk dialirkan menuju perairan Belawan.
"Alirannya inikan melewati pemukiman kami. Ya, kalau sudah hujan bertambahlah volume air," katanya.