Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Eddy Fitriady
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (FKIP-Unsyiah), Drs Mawardi MHum MA ditunjuk menjadi direktur Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA).
Serah terima jabatan dari Dra Zunaimar kepada Mawardi berlangsung pada Kamis (15/9/2016) di Kantor PDIA dalam kompleks Museum Aceh, Banda Aceh.
Direktur PDIA, Drs Mawardi MHum MA kepada Tribunnews, Jumat (16/9/2016) mengatakan, dirinya berupaya menjadikan PDIA sebagai lembaga penting dalam menjaga warisan budaya Aceh.
Untuk jangka panjang, Mawardi bercita-cita untuk mendirikan ruang Memorial MoU Helsinki.
Dalam ruang itu katanya, publik dapat mengenang proses perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Republik Indonesia, 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
“Ruang itu memuat foto, arsip, serta rekaman proses nota kesepahaman itu. Seolah-olah pengunjung hadir di sana saat itu,” jelas dia.
Adapun penunjukan direktur PDIA berdasarkan surat keputusan Gubernur Aceh Nomor 821.2/714/2016 bersama Rektor Unsyiah dengan nomor 1837 tahun 2016, tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Direktur PDIA.
Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Unsyiah, Prof Dr Husni SH MHum mengatakan, dunia sejarah sangat disukai para peneliti dan wisatawan lokal maupun internasional. Oleh karena itu katanya, PDIA harus mampu mengakomodir kebutuhan para pengunjung itu untuk menunjukkan profesionalitas lembaga.
Husni mengatakan, pergantian pimpinan PDIA adalah hal lumrah yang terjadi dalam sebuah kelembagaan.”Apalagi Direktur PDIA yang lama sudah memasuki masa pensiun. Kami berharap PDIA bisa lebih maju dan mampu menyajikan seluruh informasi dan dokumentasi sejarah Aceh,” katanya. (*)