TRIBUNNEWS.COM, LHOKSUKON - Jumat (30/9/2016) lalu, dua warga yang diduga mencuri kabel tembaga milik PT PLN di Desa Bantayan, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, ditangkap warga setempat.
Keduanya pria itu adalah Syarbaini (27) dan Juanda (17), warga Simpang Tiga, Langkahan, Aceh Utara. Saat beraksi, keduanya menggunakan baju kaos berlogo PLN untuk mengelabui warga, agar tidak dicurigai.
Informasi yang diperoleh Serambi (Tribunnews.com nwtwork), pada Jumat sekitar pukul 12.30 WIB, keduanya mencuri kabel tembaga milik PLN yang berada dalam tanah pada bagian travo.
Keduanya memakai baju kaos berlogo PLN, agar warga tidak menaruh curiga terhadap aksi pencurian tersebut. Keduanya juga memakai peralatan dua tang dan kunci pas.
Setelah berhasil mengambil kawat tembaga itu, mereka menyembunyikannya di parit. Lalu, setelah magrib atau sekitar pukul 19.30 WIB, keduanya datang lagi untuk mengambil kabel yang tadi mereka sembunyikan.
Namun, saat hendak membawa kabel itu, warga yang sudah mengetahui aksi pencurian tersebut langsung menangkapnya.
Setelah ditangkap bersama barang bukti, warga menghubungi polisi, lalu polisi mengamankan kedua pria itu ke Mapolsek Langkahan untuk proses penyelidikan.
“Keduanya mengaku sengaja pakai baju kaos berlogo PLN, agar warga tidak curiga pada mereka. Aksi pencurian itu dilakukan siang hari. Pada malam hari mereka baru mengambil kawat yang sudah digali dalam tanah,” ujar Kapolres Aceh Utara AKBP Wawan Setiawan melalui Kapolsek Langkahan Ipda Sudiarno kepada Serambi, Minggu (2/10/2016).
Menurut Kapolsek Langkahan, kedua tersangka sekarang masih diamankan ke Mapolsek untuk proses penyelidikan lanjutan bersama barang bukti berupa kawat tembaga, dua tang, dan kunci pas.
Untuk proses selanjutnya, petugas akan memeriksa sejumlah saksi sehingga kasus itu dapat diproses sesuai aturan.
Humas PLN Area Lhokseumawe, Ali Basyah yang ditanyai Serambi mengatakan, kabel tembaga yang dicuri itu di bagian travo yang ditanam dalam tanah di Desa Bantayan.
Bila kabel grounding terputus ketika hubungan singkat atau gangguan dari arus petir yang sangat tinggi, maka travo bisa terbakar karena arus gangguan tidak tersalurkan.
“Selain itu bisa menyebabkan pelayanan listrik yang melalui travo tersebut akan padam total. Namun, untuk mengantisipasi hal tersebut, kabel yang dicuri sudah diganti dengan kabel grounding lain oleh petugas teknik PLN Rayon Pantonlabu,” pungkas Ali.(serambi indonesia/jaf)