"Yayasan ini satu-satunya di luar Pulau Jawa. Mungkin anggota yang datang tahu saat berada di Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo," ujarnya.
Yayasan saat ini diketuai oleh I Wayan Sudarya, yang merupakan PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
"Ketua yayasan di sini adalah Pak Sudarya," kata Suada.
Sebelum bertemu dengan Suada, Tribun Bali sempat bertemu I Putu Suardika (37) warga Banjar Dajan Tenten, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.
Dari informasi yang dihimpun, Suardika adalah seorang pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan pernah beberapa kali ke yayasan di Pupuan.
Selain Suardika, ada seorang lagi warga Banjar Dajan Tenten yang bernama Pak Man Kuncir juga merupakan pengikut Dimas Kanjeng.
Saat dikonfirmasi, Suardika mengaku tidak pernah ada iming-iming penggandaan uang saat mengikuti Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Hanya disebutkan jika mengikuti kegiatan padepokan akan mendapatkan kesejahteraan," ungkapnya.
Menurut Suada, Suardika dan Pak Man Kuncir adalah pengikut dari padepokan bukan anggota yayasan.
"Saya kenal mereka, pernah ke sini beberapa kali, tapi setelahnya tidak pernah lagi. Kemungkinan keduanya langsung ke Jawa, ke padepokannya," jelasnya.